Monday, March 26, 2012

Lesung

Penerbangan dari denpasar menuju jakarta tertunda 30 menit.

"Kamu dimana?", ujar sang wanita.
Suara itu meraung dengan rendah dan renyah didengar disisi telepon seorang pria.

Sesosok pria itu lalu menghampiri ke lokasi yang dijanji dengan langkah hati-hati.

Wajah sang wanita kini merona didepan restoran solaria, tepat didepan pintu keluar 2E, bandara soekarno hatta. Ia tinggi jelita berbalutkan seragam pramugari yang berwarna cerah. Seragamnya itu adalah maskapai kebanggaan masyarakat indonesia.
Senyum lesung pipit khas yang begitu sempurna dengan kombinasi gigi putih berjajar rapi untuk menyambut kedatangan sesosok pria tadi.

Mereka kini tidak lagi tersembunyi oleh untaian kata-kata messenger di blackberry.

Umroh gaya Koboi

Tanggal 5 february 2012 di hari minggu. Cuaca kota Alkhobar, Arab Saudi dibawah 10 derajat celcius di pagi hari. Musim dingin terhitung dari bulan dengan awalan ‘ber’ yaitu September. Hujan pun telah turun selama 2 kali. 1 di bulan October 2011 dan satu lagi di bulan January 2012. Bulan February kali ini, musim dingin masih saja belum terganti.

Aku berencana melakukan ibadah umroh sejak sebulan lalu. Tiket bus sudah kubeli dengan jalur Alkhobar ke Makah pada hari ini, lalu Madinah ke Alkhobar pada tanggal 10 february. Sementara itu tiket dari Makah ke Madinah aku tidak beli. Rencananya akan kubeli ketika berada di kota Makah nanti.

Umroh koboi, itulah judul yang tepat untuk umroh yang kulakukan kali ini. Karena aku pergi sendiri tanpa teman dan tanpa menggunakan agen pemandu. Salah satu tiket bus pun akan kubeli langsung di lokasi nanti.

Buku panduan umroh sudah kubaca sejak pagi hari, umroh merupakan rangkaian ibadah yang dimulai dengan ihram dari miqot, tawaf, sa’i lalu diakhiri dengan tahalul. Rangkaian ibadah ini cukup dilakukan untuk 1 hari. Sebelumnya aku pernah umroh ke Makah dua kali. Kali ini untuk ke tiga kalinya. Aku ingin melakukannya dengan sungguh-sungguh, karena masa kontrak kerja ku di Arab Saudi akan berakhir di tanggal 12 February. Yang pasti aku ingin kembali lagi kesini, tapi bukan untuk kerja ataupun umroh, melainkan untuk melakukan ibadah haji bersama istri. Itu saja sudah lebih dari cukup.

Jadwal keberangkatan ku hari ini adalah pukul 16:00, tepat 1 jam setelah sholat ashar. Segala macam bulu sudah kucukur, mulai dari bulu ketiak, kumis hingga bulu-bulu lainnya. Perintah Nabi Muhammad, minimum dibawah 40 hari untuk mencukur segala macam bulu sebelum berangkat umroh.

Packing sudah beres, pakaian ihrom yang terdiri dari 2 kain helai putih, pakaian ganti, sweater, peralatan mandi dan buku panduan umroh sudah dimasukkan kedalam tas. Tas ku ada 2, satu tas punggung dan satu lagi tas selempang kecil yang berfungsi sebagai tempat menyimpan sandal nantinya selama di masjid.

Sweater berwarna coklat seharga 10 riyal itu sudah kugunakan, pakaian dalamnya berwarna putih dan untuk bawahan kugunakan celana panjang berwarna abu-abu yang kubeli dari Carrefour seharga 20 riyal. Tidak lupa memakai sandal jepit.

Jalan kaki selama 15 menit kulakukan dari apartemen al muhammadia tempat tinggalku menuju bus Al-Noor yang nantinya akan membawaku menuju Makah. Harga tiketnya 70 riyal. Di kelola oleh orang india muslim yang biasanya berasal dari provinsi Karela di india. Bisa kupastikan didalamnya tidak ada orang asia tenggara. 90% didominasi india, Pakistan dan Bangladesh. 9% adalah sudan dan Egypt. Sisanya 1% adalah aku, iya aku satu-satunya yang berasal dari asia tenggara, tepatnya Indonesia.

Jam 17:00 akhirnya bus Al-Noor berangkat dari terminal keberangkatannya di belakang Alkhobar Comercial Center. Supirnya berasal dari India, fasih berbahasa arab, india dan inggris. Bus berkapasitas 75 orang itu penuh, kududuk disebelah bapak tua yang berjenggot putih, dan sepertinya berasal dari Pakistan. Orang Pakistan biasanya berhidung lebih mancung, orang Bangladesh berhidung pesek dan orang India berada di antaranya. Perjalanan dari Alkhobar menuju Makah biasanya ditempuh selama 12 jam.

Alhamdullilah selama perjalanan berhenti selama 4 kali ditempat pemberhentian tertentu. Tempat pemberhentian ini biasanya area pom bensin dengan beberapa tempat makan, mini market dan masjid kecil beserta kamar kecil. Untuk perjalanan sejauh itu kukurangi minum untuk mencegah pergi ke toilet berkali-kali. Setiap pemberhentian pasti selalu saja ramai, musti antri bermenit-menit, sedangkan bus tidak akan berhenti terlalu lama.     

Pada pemberhentian keempat, bus Al-Noor berhenti ditempat miqat, yaitu tempat untuk mengenakan pakaian ihram dan tempat niat untuk melakukan umroh. Waktu menunjukkan pukul 05:30 pagi di tanggal 6 February. Kusegerakan mandi dan mengenakan pakaian ihram, satu helai kain putih yang dipakai untuk bawahan menyerupai sarung, dan satu helai kuselendangkan di pundak. Kumenuju mesjid untuk melakukan sholat subuh berjama’ah. Setelah sholat selesai lalu mengucapkan niat untuk umroh. Beruntung sebenernya kami datang pada jam sholat fardu, karena disunnahkan untuk melafalkan niat umroh itu setelah melakukan sholat fardu. Setelah niat umroh, maka terhitung sejak saat itu, aku harus menghindari diri dari perbuatan haram duniawi dan berfokus pada ibadah.

Hotel Hilton
Perjalanan dilanjutkan pada pukul 06:00. Butuh 1 jam 30 menit untuk sampai di Makah. 07:30 bus Al-Noor sudah sampai di bawah jembatan dekat kantor pos Saudi, gate keluar bukit marwah. Kusegera berjalan kaki menuju masjidil harom. Tempat penitipan tas, itulah yang pertama teringat dipikiranku. Penitipan tas setahuku ada di gate 1, gate tempat jam dinding besar yang menyerupai time square di London maupun New York. Dibawahnya adalah hotel Hilton yang disertai mall . Kubayar 20 riyal untuk masa penyimpanan tas selama 5 jam.

Ka'bah di Masjidil Harom
Kusegera menuju kedalam masjidil harom untuk melakukan tawaf. Yaitu kegiatan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan arah kebalikan jarum jam, dimulai dari hajar aswad hingga menuju hajar aswad kembali (Foto dikanan). Selama melakukan tawaf disarankan mengucapkan kalimat talbiah, menyentuh rukun yamani dan mencium hajar aswad. Mencium hajar aswad merupakan suatu tantangan tersendiri yang berat. Karena mulai dari pria dan wanita saling berebutan menciumnya. Banyak dari orang ini melanggar hak dari kaum muslimin lainnya, karena mereka mendorong hingga menginjak kaki sodara lainnya, dan hukumnya tentu saja harom. Ketika itu aku masih ingat ada orang yang berbadan besar yang sengaja menyeruduk kearahku agar dia bisa leluasa bergerak. “Astagfirullah”’ ucapku dalam hati. Akhirnya aku hanya bisa berhasil menyentuh dengan telapak tangan saja. Sebenarnya aku pun mampu untuk berbuat serupa seperti pria berbadan besar itu, tapi aku tidak mau melanggar hak kaum muslimin lainnya, dan itu lebih disarankan dalam umroh ini, menyapa hajar aswad dengan telapak tangan kanan lalu mengucapkan Allahu Akbar. 

Tawaf selesai dilakukan, kulanjutkan dengan sholat sunnah 2 roka’at diantara maqom Ibrahim dan ka’bah. Di saat itu diriku memanjatkan banyak doa.

Setelah itu, aku menuju bukit safa untuk melakukan ibadah sa’i yaitu lari-lari kecil yang dimulai dari bukit safa ke bukit marwah selama 7 kali. Kupanjatkan doa setiap kali berada di posisi bukit safa yang mengarah ke Ka’bah.

Tawaf dan sa’i selesai, satu lagi urusan yang belum beres yaitu tahalul, yaitu kegiatan memotong helai rambut. Setelah ini beres, maka pakaian ihram bisa kuganti dengan pakaian biasa. Kusegera menuju tempat cukur rambut terdekat seharga 10 riyal untuk sekali potong plontos menggunakan pisau cukur. Orang india yang mengelola, mereka fasih mengucapkan kata “sepuluh” kepadaku.

Hotel Imron Makah
3 hari kuhabiskan waktuku disana. Malam pertama ku menginap di hotel imron Makah seharga 120 riyal permalamnya (Foto dikanan). Fasilitasnya adalah 5 tempat tidur, AC, 1 kamar mandi dan 1 tv lcd yang terpasang diatap langit. Sayang sekali diriku hanya sendiri, kalau beramai-rami tentu lebih hemat lagi. Di kamar mandi sudah tersedia 2 sabun batangan dan 2 sachet sampo. Aku berada di lantai 6, dengan naik lift dalam beberapa detik aku sudah berada diatas.

Selain itu aku juga mencoba menginap dihotel lainnya. Beruntung disana pegawai hotel berasal dari cianjur, jawa barat. Sehingga interaksi lebih mudah dengannya. Harga kamarnya adalah 130 riyal, lebih mahal memang. Kapasitas 4 tempat tidur, 1 kamar mandi dan 1 tv standar. Tapi aku berada di lantai 1 yang notabene lebih dekat tidak perlu naik tangga maupun escalator.

Selama disana kulakukan tawaf selama 4 kali, 3 tawaf nafl (sunnah) dan 1 tawaf wada (tawaf perpisahan). Ibadah yang utama dilakukan di masjidil harom nya Makah adalah solat fardu. Pahalanya adalah 100,000 kali dibandingkan dengan sholat fardu diluar masjidil harom. Rangkaian ibadah umroh pun selesai kulakukan

Masjidil Harom di Madinah
Hari ke empat aku segera checkout. Tujuan selanjutnya adalah kota Madinah. Aku ingin mengunjungi makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan Umar yang terletak di masjidil haram di Madinah (Foto dikiri) . Tentunya kunjungan kali ini tidak ada hubungannya dengan umroh.

Tiket bus belum terbeli. Aku pun sengaja mencari bus yang tersedia dekat masjidil haram di Makah. Banyak puluhan bus dan taksi yang mengetem disana tanpa papan nama. Aku meminta bantuan Om Hamdan, pihak keluarga dari ibuku yang memang dia bekerja sebagai agen travel di Makah untuk mencarikan satu bus untukku. Om Hamdan menunjukkan satu bus yang di kemudikan oleh orang Iran. Bus itu terlalu lama mengetem hingga 6 jam lamanya. Maklum tiket busnya sendiri hanya sebesar 20 riyal. Murah apabila dengan naik taksi yang mencapai 80 riyal. Perjalanannya mulai dilakukan pada pukul 14:00, dan sampai di Madinah pada pukul 20:00.

Hotel Al Noor di Madinah
Begitu sampai disana, satu yang ada dipikiranku yaitu mengunjungi resto Indonesia, lalu setelahnya mencari tempat penginapan. Beruntung, ketika bertanya-tanya alamat, tak sengaja aku bertemu rombongan umroh asal Indonesia yang mengajakku makan malam gratis di hotel tempat mereka menginap. Setelah itu kulanjutkan perjalanan menuju resto Indonesia, untuk sekedar bertanya dimanakah letak penginapan terdekat. Pilihanku tertuju pada hotel al noor namanya (Foto dikanan). Dikelola oleh orang india.

Makam Rosul
Keesokan harinya aku berkesempatan untuk mengunjungi masjidil harom di Madinah kuucapkan Assalaamu’alayka yaa Rasulullah wa rahmatullahi wa barokaatuhu, Assalaamu ‘alayka yaa Abu-Bakr dan Assalaamu’alayka yaa Umar (Foto dikiri).

Al Munief Store
Cukup tiga hari aku di Madinah. Pada hari terakhir sebelum ku menuju tempat pemberhentian bus Al-Noor yang akan membawaku kembali ke kota Alkhobar., kembali lagi aku bertemu dengan orang-orang Indonesia yang sedang bersantai-santai di Al Munief Store (Foto dikanan). Semacam toko yang menjual produk-produk Indonesia. Senangnya bertemu bakwan dan tahu goreng disana. Langsung kulibas dengan lahapnya.

Perjalanan yang menyenangkan, melegakan sekaligus menyehatkan badan dan rohani. Aku akan kembali lagi melakukan ibadah haji bersama istri nanti. Amin.  

Ps : Foto adalah dokumentasi pribadi menggunakan kamera blackberry

Friday, March 23, 2012

Maret 2012

Kehidupan baru.

Hidupku kini berganti waktu dan suasana berbeda. Diriku kembali lagi hidup di kota yang pernah menemani hari-hari sejak lulus SMA hingga 5 tahun lamanya. Setelah puas melanglang buana hampir 5 tahun lamanya juga, akhirnya ku putuskan untuk stay kembali di kota tercinta ini. Apalagi kalau bukan kota Bandung. Kota berplat mobil D, tempat favorit warga indonesia untuk berwisata kuliner sekaligus berbelanja pakaian dan tidak lupa salah satu tempat paling favoritnya ananto dikala pagi hari di bandung yaitu sabuga (tempatnya para mojang and jajaka kece seperti saya lari pagi, wkwkwk).

Waktuku yang baru sebenarnya dihitung sejak kedatangan ke jakarta dipertengahan bulan February lalu. Kugunakan timing nya untuk mempersiapkan kehidupan baru dan melaksanakannya. Kehidupan baru itu di luar dunia perminyakan dan keteknikan. Kehidupan kekinianku adalah kehidupan berolahraga dan berkreatifan (haha...., ribet kan bahasa nya)

Berat badanku pun akhirnya turun 6 kg, dari 78 ke 72 kg. (Menurut tabel BMI, untuk tinggiku 172 cm, berat badan yang ideal adalah 65-72 kg). Penurunan berat badan ini berkat pola baru yang sering kujalani belakangan yaitu menghilangkan makan siang, dan menambah waktu minimal 30 menit untuk berolahraga. Tidak ada yang berbeda dengan menu makanan, aku pun tetap makan makanan yang berlemak seperti gorengan dan so pasti tanpa suplemen (I'm still enjoying my life dgn menu padang meeeen, hehehe).

In the end, i would like to say to myself. Welcome back to Bandung, Ananto Veryadesa...

Ps : Foto diatas adalah salah satu spot favorit ananto, "Sbux Bandung Indah Plaza", dengan view jalan merdeka