Sunday, April 29, 2012

Tabrakan maut


Ku tancap kecepatan hingga maksimal, lihat kiri kanan tidak ada saingan. Belokan aspal jalan kulalui dengan elegan, postur badan cenderung kekanan, mirip pembalap formula one.

Aku mendekati garis finish, didepan ada belokan kekiri, aku bersiap-siap mengambil posisi, tidak disangka tidak diduga ada kendaraan lain didepan mata,  ada seorang gadis yang mengendarainya. “Gubrak”, begitulah bunyi suaranya. Tabrakan tak terhindari, roda depanku mengenai body kendaraan gadis itu. “Untung saja hanya lecet di body, bukan gadisnya”, ujarku dalam hati.

Aku segera melarikan diri tanpa permisi menuju garis finish yang memang terletak didepan rumahku. Kuparkir kendaraan, ku masuk pintu rumah untuk sembunyi dikamar. Badanku sih bisa disembunyikan, tapi yang tidak dapat disembunyikan hanya wajah pusat pasi ini.

Tidak berapa lama ada seseorang yang mengunjungi orang tua ku untuk bertamu. Mereka seperti menggerutu tentang sesuatu. Mamaku lalu memanggil namaku dengan kencang sembari berujar

“Badu.. sini kamu.. minta maaf sama dona, pemilik sepeda yang kamu tabrak itu”

Aku mulai panik, jangan-jangan itu adalah polisi

“Badu”.. kini teriakan mama ku bertambah lantang. Aku harus menjawab.

“Iya mah”, ujarku, sembari menuju kedepan rumah.

“Lain kali naik sepeda jangan kencang-kencang, nanti dijewer baru tau rasa kamu”, ujar mamaku sembari senyum-senyum malu kearah orang tua dona yang aku kira tadinya adalah polisi.

"Itu, cat putih didepan rumah di hapus, emangnya kamu mau 17 agustusan apa", tambah mamaku yang mengomentari garis finish buatanku didepan rumah.

Mau tak mau aku harus minta maaf. Aku malu menatap wajahnya, wajah si dona, tetangga yang sekaligus teman satu angkatan di SD 05, gadis bersepeda yang tadi aku tabrak dengan sepedaku.

Akhirnya kutundukkan kepalaku lalu berkata “maaf ya”

Palak


Suasana penerimaan siswa baru hari kesatu di SMU 87 jakarta selatan berlangsung semarak. Seluruh siswa siswi baru diorientasi seperti babu. Dandanan rambut siswi-siswinya harus dikepang dua, untuk siswa-siswanya rambut wajib botak pelontos, kalau enggak mau, para senior siap menjotos. Nama masing-masing siswa siswi yang terbuat dari kardus bekas indomie ukuran plat mobil dan di balut tali rafia, harus mereka kenakan selama seminggu ini, entah apa tujuannya, dari sisi positifnya mungkin agar saling kenal antara sesama temannya, sementara dari sisi negatifnya ya siswa siswi baru ini diperlakukan seperti kendaraan roda tiga alias bajaj.

Waktu pukul 12 waktunya istirahat makan siang. Beberapa siswa baru bergegas menuju toilet dekat mushola. Mereka tidak sadar kalau ada seorang senior yang sengaja menunggu didepan pintu. Senior itu memalak siswa baru satu persatu. “Oy botak-botak anak baru!, bagi gw seribu sebelum elo elo ke toilet ye”, ujarnya dengan menghardik. Mau tak mau para siswa baru yang ketakutan itu sebelum ke toilet memberi uang seribu, mereka antri seperti membeli karcis kereta api, tapi diantara gerombolan siswa itu ada satu orang yang tidak membayar, dia yang bernama Badu.

Begitu giliran Badu tiba, bukannya membayar uang seribu malah Badu berujar, “beres dari toilet ya bang”. Senior pun mengiyakannya tanpa menghafal muka, karena masih banyak kepala pelontos lainnya mengantri dibelakang Badu. Badu berhasil melewati tahap satu, disegerakannya menuju toilet, dan melepas kebelet pipis yang melanda.

Badu pintar, setelah beres dari toilet dia keluar dengan santai. Senior itu pun masih ingat masih ada satu orang yang belum memberikan uang seribu. Dia bertanya lagi satu persatu. “Tadi udah bayar belum lu?”, begitu ujarnya setiap ketemu siswa yang beres dari toilet satu persatu. Hingga giliran Badu, Badu berujar, “Udah bang”. Sampai akhirnya semua siswa keluar, senior itu masih geleng-geleng karena lupa siapa siswa yang belum membayar.

Note :
Mangkanya jadi senior harus pintar menghafal muka yah biar tidak ditipu sama si Badu, hihihi..

Friday, April 27, 2012

Nasi sudah jadi bubur


Jalan Asia Afrika depan hotel Savoy Homan sangat ramai dijejali puluhan sepeda motor dan belasan mobil yang parkir didepan kantor pikiran rakyat (Koran harian masyarakat jawa barat). Bubur pikiran rakyat yang berupa gerobak jadul itu mangkal persis didepan pintu masuk kantor pikiran rakyat.

Kencana bersama kedua temannya menikmati sensasi malam kuliner bandung diatas jam 12 malam dengan memesan bubur. Buburnya mempesona lidah pengunjung yang datang dengan kehangatan dan kelembutan berasnya. Mereka bertiga duduk beralaskan dinding pendek yang terbuat dari batu bata, yaitu pembatas pagar, dibelakangnya berjejer pot bunga, penghias kantor pikiran rakyat.

Mereka bertiga berencana melakukan atraksi setelah makan bubur nanti. Yaitu bernyanyi-nyanyi dengan nada falseto (nada acak adut maksudnya –red) di tempat karaoke bernama Vegas di jalan sukajadi.

Kencana diberitahu rekan kerjanya tadi pagi, kalau nanti dia akan ditemani bidadari ketika bernyanyi di Vegas. Itulah yang membuat Kencana dan temannya merasa dikompori dan berapi-api ingin segera pergi ke tempat karaoke ini. Tambahan penjelasan rekan kerja nya, Vegas terkenal dengan fasilitas karaoke serupa dengan nav dan inul vista. Tetapi lebih high class, karena sofa nya tebal dan didesign seperti singgasana untuk ratu dan raja. Selain itu, pengunjung bisa ditemani lady escort (cewek-cewek seksi seperti bidadari) ketika bernyanyi nanti.

Jadiah mereka bertiga buru-buru membereskan menu makan bubur masing-masing. bersegeralah mereka meluncur menuju jalan sukajadi, menggunakan taksi, mengebut kencang tidak permisi.

Sesampainya mereka di Vegas ,kepala ketiga pria ini benar-benar terkompori, panas, ingin segera meledak saat itu juga. Betapa tidak, bayangan dikepala mengenai bidadari diceritakan sedari pagi kini harus melayang pergi karena bangunan Vegas sedang direnovasi.

Bye bye bidadari, hihihi…  

Ketinggalan


Labib pamitan kepada kedua orang tuanya menuju SMP 5 di ciputat, tangerang. Di cium kedua telapak tangan mama papa, sembari mengucapkan “pergi dulu ya”.

Setelah berjalan sejauh 10 m dari depan rumah menuju jalan raya, dia menaiki angkot merah 05 yang akan membawanya menuju SMP 5.

Saat itu masih menunjukkan pukul 06:25 pagi. Hanya 15 menit saja Labib sudah sampai di sekolahnya. Tepat jam 06:40, Labib turun dari angkot, dia segera menusuri anak tangga menuju lantai 3 ruang belajarnya yaitu kelas III-1. Labib menyapa beberapa temannya yang rupanya sedang sibuk mengerjakan soal matematika. Dengan santai Labib berjalan menuju tempat duduk di pojok belakang. Labib sudah mengerjakan PR matematikanya itu semalam. Dibukanya tas punggung ber merk alpina kesayangannya itu. “Eh”, ujarnya dengan khawatir. Labib bolak balik membuka susunan buku didalam tasnya, Ia tidak menemukan buku lembar kerja siswa (LKS) matematika yang semestinya dia bawa.

Labib terlihat panic, PR matematika itu memang harus dikerjakan di LKS, tidak boleh dibuku ataupun diselembar kertas. Guru matematika, yaitu Pak Dibyo akan menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR dengan menyuruhnya membersihkan papan tulis selama 3 hari. Labib tidak mau itu terjadi

Labib mengambil langkah jitu, disandangnya kembali tas alpina kepunggung, turun kelantai satu, lalu memanggil mamang ojeg didepan pintu masuk sekolah SMP 5. Labib segera menuju rumahnya kembali bersama mamang ojeg. Begitu sampai rumah, menyapa ibu sebentar, ia langsung menuju kamarnya. Tas nya ia istirahatkan diatas bangku belajar. Labib mencari buku LKS yang akhirnya berhasil ia temukan bukan dimeja belajar, tetapi dibawah bantal kasur. “Pantas saja gak aku bawa kesekolah, gara-gara semalem ngerjain tugas di kasur nih jadi kelupaan LKS ku”, ujarnya sambil sewot dan ngedumel.

Mama Labib, yang memperhatikan gerak-gerik anaknya menyuruh Labib segera berangkat lagi kesekolah agar tidak telat. Ditambahkannya uang saku Labib oleh mamanya untuk mamang ojeg yang sengaja menunggu didepan pintu rumah Labib. Labib pun langsung pamit sambil menggenggam LKS nya di tangan.

Perjalanan hanya 5-10 menit saja dengan menggunakan ojeg. Labib sudah tiba disekolahnya tepat pukul 07:00, ditandai dengan bunyi lonceng sekolah. Labib pun akhirnya sampai kembali didalam kelasnya dengan tenang karena kini tidak perlu khawatir dengan guru matematikanya yang galak.

Matematika itu pelajaran kedua hari ini, yaitu pukul 09:00 pagi. Pelajaran pertama pukul 07:00 pagi adalah bahasa Indonesia. Muka Labib terlihat panik kembali. Kali ini bukan karena PR matematika. Tapi tas alpina kesayangan Labib yang berisikan semua buku-buku pelajaran hari ini, termasuk buku bahasa Indonesia, kini tertinggal dirumah.  

Wednesday, April 25, 2012

Picing


Ubin-ubin lantai keramik yang menggantikan fungsi aspal di jalan braga; jalur wisata kota tua arsitektur belanda di bandung, mulai pecah kotak demi kotak karena derasnya hujan di wilayah kota.

Kencana melanjutkan tempat spend time selanjutnya di jalan braga. Dia menuju braga huis, tempat favorit menghabiskan malam-malam dingin dengan membeli secangkir kopi Aceh gayo yang disajikan dalam gelas french press.

Malam ini ia tidak sendiri, datang bersama temannya yang bernama Randi; TKI dari Arab Saudi yang kebetulan sedang libur dan ingin spend time juga di bandung.

Braga huis, berdesign interior bata-bata putih dan berlangit tinggi joglo. Tempat duduknya ada yang berupa sofa dan ada juga berupa kayu yang terbuat dari pohon meranti. Di dindingnya terdapat berbagai macam figura foto unik yang yang merajuk quote dari penyanyi terkenal masa lalu, seperti John Lennon dan Bob Marley. Susunan lampu-lampu kecil bersinar kuning menerangi beberapa sudut, memberikan kesan tempo dulu sekali dalam cafĂ© ini.   

Kencana dan Randi memilih duduk di sofa pojok kiri yang terlihat dari pintu masuk; dekat dengan meja bar dan receptionist yang dibelakangnya terdapat susunan bir dan gelas penyajian kopi. Mereka saat itu berbicara tentang wanita, topik yang tidak pernah ada habisnya dikalangan pria. Di pesannya french toast sebagai pelipur lidah dan perut.

Diseberang mereka terdapat beberapa meja. 2 meja diisi pasangan belanda tua yang senang minum bir Carlsberg dan 1 meja berkursi sofa diisi oleh gerombolan pegawai swasta sebuah bank. Terlihat dari pakaian mereka yang menggunakan blazer hitam dan kemeja. Gerombolan itu terdiri dari 4 pria dan 5 wanita.

Tatapan salah satu wanita mengarah persis kedepan Kencana dan Randi. Beberapa kali wanita itu memicingkan mata, seolah memberikan tanda kedip mata sebelah, yang menunjukkan kesan menggoda pria. Kencana memprediksi, wanita itu salah satu dari wanita yang tidak mempunyai pasangan. Randi mengangguk-angguk saja sebagai tanda setuju.

Obrolan bersama Randi seketika berubah tentang wanita tanpa nama yang memicingkan mata tadi. Segala macam dipikirkan mengenai bagaimana caranya untuk mengenal wanita itu, mulai dari membelikan minum, berkenalan melalui waiter, hingga mendeteksi nama menggunakan zona wifi. Sayang semua ide tidak ada yang dieksekusi hingga waktu menunjukkan jam 1 pagi.

Braga huis mulai undur diri. Para tamu diusir sopan perlahan dengan menggunakan bill yang ditagih ke masing-masing meja.
Wanita tadi itu masih menyimpan tanda tanya bagi Kencana dan Randi.
Kenapa wanita tadi memicingkan mata?.

Tidak sengaja Kencana dan Randi keluar pintu braga huis dalam yang waktu bersamaan dengan para pegawai bank, termasuk wanita yang memicingkan mata tadi. Di palingkan muka Kencana tepat diwajah wanita itu, Kali ini jaraknya sangat dekat hanya beberapa centi, tidak seperti sebelumnya yang jauh sekali. Betapa kagetnya Kencana begitu melihat sepasang mata wanita itu tidak serupa satu sama lainnya. Satu agak picing, yang membuatnya seakan-akan mengedipkan sebelah mata dan satu lagi matanya normal-normal saja.

Beruntung rencana berkenalan tidak sempat dieksekusi, kalau tidak, tentu Kencana dan Randi akan kecewa karena terlalu ge-er memahami wanita tadi.

Note :
Tips untuk pria
1.    Jangan gampang ge-er
2.    Lihatlah wanita dari jarak dekat, wkwkwk… 

Putaran ke-8


“Ayo cepat.. cepat..”, ujar pelatih lari Kencana dengan kerasnya menggunakan toa.
“Kencana.. kencana… kamu ganteeng deh”, diimbangi teriakan puluhan wanita yang berada dipinggiran lintasan atletik olimpiade untuk menyemangati Kencana.

Peserta lain berada didepan Kencana. Kencana ingin menjadi juara olimpiade hari ini, dia tidak mau menunggu hari esok untuk menjadi juara.

Kencana lalu melaju, lari mendayu-dayu sekuat tenaga. Kakinya sudah mengeras, otot-otot seperti mau mengelupas. Ini putaran terakhir bagi nya dihitungan ke-8 dalam perlombaan lari olimpiade tingkat dunia. Dia tidak mau melewatkan kesempatan terakhir, dilibaslah semua deretan peserta lain hanya dalam beberapa detik saja.

Akhirnya garis finish tercapai, teriakan puluhan wanita dan pelatih lari yang sejak putaran 1 hingga putaran 8 menyemangati Kencana mulai berhenti begitu Kencana menghentikan lari dan berjalan kaki.

Para peserta lain yang notabene terdiri dari anak-anak, dewasa hingga orang tua adalah saingannya Kencana. Di lintasan terluar terdiri dari kakek-kakek tua yang jalan kaki tergopoh-gopoh, malah ada yang memakai bantuan tongkat penyangga untuk berjalan. Di lintasan terdalam dihuni oleh para pemuda pemudi yang berlari-lari kecil sembari mengenakan earphone music ditelinga kiri dan kanan mereka. Muda mudi ini bergaya modis, celingak celinguk kepala memperhatikan sekelilingnya kalau-kalau ada yang menarik bagi indera mata dan nafsu birahi. Di lintasan tengah, banyak anak-anak yang didampingi orang tua nya bersenda gurau sembari berlari.

Ya, ini adalah putaran terakhir ke-8 nya di lapangan sabuga. Teriakan para wanita dan suasana olimpiade itu hanya ilusi yang diciptakan di dalam otak Kencana.

Monday, April 23, 2012

Spend time


Spend time

Kencana menghisap sebatang rokok tipis berlogo avolution hingga menohok kedalam kerongkongan. “uhuk.. uhuk..arrg…”, di keluarkannya rasa batuk yang gatal itu dari tenggorokan.

Ia masih duduk disana termenung untuk sekian menit selanjutnya. Posisinya menghadap ke jalan merdeka; starbucks coffee, deretan meja terluar smoking area, beratapkan payung canopy. 1 meja terdiri dari bangku berjumlah 3 buah. Ia memilih duduk di bangku tengah,
Dimejanya terdapat majalah tempo terbitan terbaru minggu pertama bulan April, sebungkus rokok avolution dan kopi Americano ukuran tall yang dicampur 3 sachet gula untuk memaniskan rasa asam kopi robusta. Satu batang rokok yang membuatnya terbatuk tadi masih ia genggam; ukuran batangnya tinggal setengah.

Halaman cover majalah tempo itu masih tetap berada diposisinya, covernya berjudul “Tangan Jakarta di Serambi Mekah”. Asap nikotin masih mengepul-ngepul dari tenggorokan dan hidung Kencana. Tidak mau Kencana menyentuh majalah tempo sebelum rokok digenggamannya habis. Pikirannya masih melaju melawan arah jarum jam. Tatapannya masih kedepan melihat lalu lalang kendaran roda dua dan empat yang melaju tanpa kenal waktu. Di ingat-ingatnya kegagalan yang melanda siang hari tadi mengenai bisnis nya tidak berjalan kemana-mana,

“Fiuuuh..”, dihembuskan asap rokok untuk kesekian kalinya…   

Jalan merdeka pukul 5 sore itu padat. Bandung Indah Plaza sebagai pintu gerbang jalan merdeka menjadi saksi bisu puluhan pejalan kaki dan penghuni angkot. Tempat pemberhentian sementara beratus-ratus muda-mudi yang turun dari segala penjuru kota bandung dan kabupatennya.

Tepat disebelah meja Kencana, datanglah dua orang wanita yang bersegera duduk. Satu bule dan satunya pribumi, mereka berdua menggenggam minuman anti kopi. Berbicara dalam bahasa inggris yang terbata-bata. Kencana menguping sembari berpura-pura memperhatikan kendaraan dan pejalan kaki yang lalu lalang.

Wanita bule itu tinggi, berwajah standar, berambut pendek pirang, bukanlah tipe Kencana yang sedari dulu hanya menyukai perawakan sunda.

Satunya wanita pribumi, berambut hitam panjang yang dikuncir kebelakang, dan yang paling berkesan adalah wajahnya yang kesundaan; kulit kuning langsat, hidung mancung, bola mata hitam dan berbibir tebal merah merona.  

“Geulis pisan, mojang bandung nih pasti….”, lanjut Kencana dalam hati. Pikirannya kali ini tidak lagi gundah, otaknya mulai bergerilya memikirkan bagaimana caranya berkenalan dengan wanita berwajah sunda itu. Dilupakannya urusan bisnis untuk sementara waktu.

Sampai akhirnya kesempatan itu tiba. Wanita bule pergi, meninggalkan wanita sunda seorang diri. Kencana masih ragu, apakah maju atau tidak maju..Jarak Kencana dengan wanita yang hanya 1 meter saja itu terasa makin jauh. 1 meter terasa 1 kilometer, 1 detik terasa 1 jam. Tik tok tik tok waktu berganti detik menanti keputusan Kencana. Sembari menata resleting celana jeans dan merapikan kerah polo shirt warna hitamnya, Kencana lalu memutuskan untuk maju. Dia tidak mau melewatkan kesempatan didepan mata. “Saya pasti bisa”, ujarnya dalam hati.

Kencana segera mematikan puntung rokoknya, bangun dari kursi dan berpindah posisi menuju meja sebelah. “Hey mbak, bisa saya bergabung satu meja?”. Ujar Kencana dengan senyum sumringah di pipi.

“Boleh, silahkan.. santai saja”, wanita sunda itu menjawab dengan lemah lembut sembari membuka telapak tangan kiri, sebagai tanda mempersilahkan untuk duduk.
Kencana melihat sekelibat di tangan kiri wanita itu kalau ada cincin yang tertampang di jari manis kirinya. Mata cincinnya menyerupai diamond berwarna hitam, dikelilingi warna keemasan, pertanda itu terbuat dari emas.

“Ah, bukan cincin tunangan”, “Tapi itu bisa juga dianggap sebagai pertanda tunangan”. Kencana menghiraukan pikiran yang rumit dikepalanya itu. Ia segera menanyakan nama sembari menjulurkan tangan kanan, “Perkenalkan saya Kencana, nama kamu siapa?”

“Nama saya Diana”

“Tadi temannya bule yah?”

“Iya, bule jerman”

“Kamu kuliah atau kerja”

“Kuliah”

“Kuliah dimana?”

“UPI”

“Jurusan apa?”

“Sastra jerman”

Berondongan pertanyaan berderet diajukan Kencana. Iya tidak sadar sudah 5 menit berlalu tanpa pertanyaaan balik dari Diana.

Kencana mulai ragu melanjutkan obrolan karena pertanyaan hanya bertepuk sebelah tangan. Dia sebenarnya tahu kalau ini adalah pertanda bagi dia untuk mengambil langkah seribu dari meja itu. Tapi rasa penasaran tetap melanda, “daripada memikirkan bisnis, lebih baik dia memancing lagi kata-kata dari Diana”, lanjutnya dalam hati.

“Kapan kamu wisuda”

“Tahun depan mungkin”

“Terus..

“Terus..

Pertanyaan sesi kedua tetap tidak berbalas. Kali ini Kencana pikirannya tambah ruwet saja. Bisnis dan wanita menjadi dua cabang yang tidak ada ujungnya.

“Oke deh, saya permisi dulu yah”, Ujar Kencana sebagai pertanda kegagalan dia kedua kalinya, setelah bisnis, kali ini adalah wanita. Kencana melangkah pergi meninggalkan meja menuju tempat spend time selanjutnya.


Note :
Kisah ini terinspirasi dari kejadian nyata yang berulang-ulang kali melanda para pemuda-pemudi Indonesia yang adrenalinnya masih tinggi dan tidak memperhatikan tanda-tanda didepan mata.

Tips buat cowok:
1.    Berkenalan lah dengan wanita yang tidak menggunakan cincin di jari manis, berlaku untuk tangan kiri dan tangan kanan.
2.    Sudah tau pertanyaannya bertepuk sebelah tangan, ngapain di lanjutkan?, wkwkwkwkw…

Tips buat cewek:
1.    Kalau kamu pengen dideketin oleh cowok, jangan menggunakan cincin dijari manis mu yah, berlaku untuk tangan kiri dan tangan kanan.
2.    Sudah tau bertunangan, ngapain mempersilahkan cowok untuk duduk bersebelahan?, kacaauu woooo……………

Handuk basah


“hihihihi..”, tertawa cekikik si badu, sembari menyembunyikan raut mukanya kearah lain dari seorang pemuda pemula.

Pagi itu seperti biasa badu melakukan gerakan angkat beban di lokasi fitness kesayangannya di hotel jayakarta. Sudah 2 bulan terakhir berat badan badu turun 8 kilogram. Ini berkat kegiatan barunya setiap pagi di klub arena, tempat fitness dan olahraga di hotel jayakarta.

Suasana klub arena masih sepi. Hanya ada 3 orang disana, termasuk badu. Setiap kali latihan badu membawa sebuah handuk kecil, yang akan dia usap kedahi, leher, ketek hingga dada untuk meresap keringat yang melanda. Latihan dada dan bisep sudah dilakukan, badu sudah keletihan. Diletakannya handuk kecil yang kini telah basah di alat bench press (alat untuk latihan dada).

Datang seorang pemuda pemula, dia hanya bermodalkan kaos oblong berlagak model l-men, tidak membawa handuk kecil, tapi bertampang sok belagu. Badu yang sedang istirahat melihat pemuda itu, ia langsung melengos kearah televisi yang terpampang diruang tengah sembari ngedumel dalam hati dan bersuara kecil “sok sekali tuh anak”.

Pemuda pemula itu memulai latihan dengan pemanasan yang basi. Kepala digoyang atas bawah, goyang pinggang kanan kiri hingga di akhiri sit up. Ketika hendak memulai sit up, pemuda itu clingak clinguk kanan kiri, tampaknya ia mencari sesuatu. Handuk basah nya badu rupanya menjadi incaran, Badu melihat itu, terheran dan memilih berdiam diri dan tidak diambil hati,” toh mungkin untuk membersihkan sesuatu”, ujar badu dalam hati. Di ambilnya handuk oleh pemuda pemula itu, lalu ia mengusapkannya tepat kemukanya.

Ekspresi pemuda pemula mulai ternganga, hidungnya mulai dipicingkan karena merasakan bau yang sangat bau dan tidak biasa di rasa. Pemuda itu seperti mau muntah, sampai akhirnya badu tidak tega dengan segera menghampiri pemuda itu dan berkata

“mas ini handuk saya”

Saturday, April 21, 2012

Double ganda

Diskusi dua anak SD yang bertetanggaan di RT 05

Jajang : Jokoo jokoooo, ayo maen bulutangkis nyok.. (jajang memanggil joko di depan rumahnya)
Joko : (Joko keluar dari pintu dan menyahut) Ayoook.. maen berapaan nih
Jajang : Double ganda aja nyok sama heru dan sigit...
Joko : Double ganda yah? ayuukks.....

*didengar oleh ibu nya Joko yang membayangkan double ganda itu berarti pertandingan 4 lawan 4 dalam satu lapangan bulutangkis

Friday, April 20, 2012

Request lagunya Tompi yang berjudul setia

Di sebuah cafe tahun 2006, ada pengunjung yang merequest lagu ke penyanyi band cafe

Penyanyi : Oke mas dan mbak sekian lagu pertama dari kami, silahkan menikmati makanan dan minuman yang tersedia, sambil makan anda pun bisa merequest lagu apa saja sama kami..

Pengunjung : Mas.. mas.. request lagu donk

Penyanyi : Boleh mas, mau lagu apa mas?..

Pengunjung : Itu mas yang judulnya "setia", penyanyinya bernama tompi mas

Penyanyi : Oh ada yah yang judulnya "setia", kami taunya yang berjudul "sedari dulu" mas (sambil berdiskusi ke personel band yang lain)

Pengunjung : Ah masak gak tau.. itu tuh band nya bernama jikustik, si Tompi jikustik, masak gak tau sih! (sambil berbangga diri merasa dia lebih jago lagu-lagu indonesia dibandingkan penyanyi band cafe itu)

Pengunjung : Eh.. 

Penyanyi : Ponky yah mas maksudnya.. -_- ....

Pengunjung : Eh iya yah.. (muka memerah menahan malu)

Didengar oleh puluhan pengunjung cafe yang merasa pengunjung yang merequest lagu itu tidak bisa membedakan mana huruf T dan M pada ponky dan tompi...

Tuesday, April 17, 2012

Toilet PVJ

*Toilet PVJ lantai dasar

T : Hey kamu..
K : Hey juga...
T : Tambah ganteng aja siiiiih..
K : Enggak ah, biasa aja tuh...
T : Duh mukaku makin kinclong lohh..
K : Ah biasa aja kali....
T : Ya udah ya, aku pipis dulu.. bentar lagi aku balik cuti tangan.. | dadaaah....
K : -_- , kalo bisa jangan balik lagi ya.. !!!...

Pembicaraan antara T (tamu toilet) yang narsis dan tidak mau disadarkan oleh K (kaca) 

Monday, April 16, 2012

LAPI versi sunda

Di resto domino, cecep, marina dan amay sedang duduk bersama menunggu pesanan pizza datang.
Cecep yang asli sunda pisan, berbicara bisik-bisik kepada Marina, bercerita tentang Amay yang merupakan karyawan LAPI. Lalu setelah itu Cecep menuju counter pizza meninggalkan Amay dan Marina untuk ngobrol berdua

Marina : Jadi amay kerja di LAPI yah?
           *huruf P di eja menyerupai huruf V
Amay : Iyaa...
Marina : Bisa nitip baju gak ya?
Amay : ehhmm.. boleh...
           *mulai mempertanyakan dalam hati kenapa kok nitip baju
Marina : LAPI yang dimana yah, jalan imam bonjol kan?
Amay : Emang ada banyak cabang yah?
Marina : Eh ini bukannya LAPI toko baju anak?
Amay : bukan..  ini LAPI nya ITB -_- !!!...........
Marina : eh... maaap.... *sambil cengengesan menahan rasa malu
Marina : Cecepppp... gara-gara salah eja elooo niiih, huruf P jadi keganti V...
Cecep : *melihat dari kejauhan dan bingung sendiri ada apa antara Amay dan Marina

LAPI : Lembaga Afiliasi Penelitian Industri - Institut Teknologi Bandung (ITB)
LAVIE : Lavie baby house, menjual segala macam jenis pakaian bayi dan anak, tokonya terletak di jalan imam bonjol no.9, belakang RS Borromeus

Sunday, April 15, 2012

Label

Zara itu merk baju
Hush puppies merk dompet dan sepatu
Kalau mau kenalan sama gadis itu
Gih sana, jangan malu-malu

Cipaganti, travel ternama di kota kembang
Melayani jasa transport hingga kota subang
Kalau memang belum siap uang
Untuk apa melamar gadis orang

Dasar cupu, nikah pake duit bapakmu aja belagu, *ini sindirian frontal... buat anda-anda yang menikah tapi dimodalin ortu, hihihii

Wednesday, April 11, 2012

Kuliner bandung

Kopi robusta merk aroma enak rasanya
Mie akung adanya di buah batu
Hidung mancung siapa punya?
Siapa lagi kalau bukan kamu yang memakai baju biru

Bubur ayam enak itu bubur pelana
Di jalan burangrang ada baragor riri
Lesung pipit siapa yang punya?
Siapa lagi kalau bukan kamu si pramugari

Tuesday, April 10, 2012

Pramugari

Mendayung kapal ke tengah laut
Melempar jangkar dekat pantai
Gadis manis sepertimu gak boleh cemberut
Yuk tunjukkan gigi dan lekukan pipi

Pesawat terbang menuju bali
Bandara ngurah rai tempat mendarat
Hey kamu si pramugari
Bolehkan hatiku turut mendekat

Monday, April 09, 2012

Menggoda

Beli baju di pasar baru
Borong sepuluh kaos dapat bonus satu
Bolehkah aku tau namamu?
Wahai gadis berselendang biru

Jalan kaki ke ciwastra
Jauhnya tidak terasa
Wajahmu begitu menggoda
Bagai sinar matahari pagi yang merona

Bijaksana

Tissue basah tissue kering
Dua-dua nya berhadiah
Berbuat baiklah sering-sering
Agar mendapat banyak fidyah

Jalan-jalan ke bandung indah plaza
Banyak sekali mojang dan jajaka
Setiap hari senin kamis berpuasa
Pasti sehat dan bijaksana

Saturday, April 07, 2012

Kaca mata

Pakai, nanti perbesar,

Masalah diujung mata
Selesaikan sekarang juga

Pakai, nanti perkecil

Masalah diujung tanduk
Tak perlu kau ungkit hari ini
Siapkan strategi agar bisa dilalui nanti

Pakai, nanti menghitam

Sinar terik mengkilau
Tidak perlu kau hadapi sendiri

Cukup

Sekarang kenakan kacamata mu
Pilih jenis yang kau mau

Tinggalkan

Tulisan itu muncul lagi
Berulang kali dalam sehari
Berita kesedihan
Bertalu-talu memicu

Ini hari keseribu
Derai tangis air mata, Tak berkunjung titik temu

Hati terpaut dengan masa lalu
Butuh waktu

Sampai kapan?

Mohon

Tinggalkan

Thursday, April 05, 2012

Ruang

Pagi

Lihatkah kamu cahaya hati tadi
Ada satu ruang untukmu

Ruang abadi

Tak seorang pun bisa membuka pintu itu
Tanpa izinku

Ruang itu sederhana
Berupa cahaya
Namun abadi

Hey

Kini, kamu tak perlu kau bersedih lagi
Angkat dagu, kibaskan hujan
Buka gerbang
Biarkan terhempas pergi

Pramugari
Jangan pergi

Berhenti sejenak

Pilih cahaya tadi

Wednesday, April 04, 2012

Namaku rasa

Namaku rasa
Mudah gundah apalagi gulana

Namaku rasa
Suka menjelajah ke arah terawang-awang
Ketika terbang malah terbayang jatuh kebawah

Namaku rasa
Suka bersembunyi dibalik tulang
Tak berani menyambut petang
Tak berani menerawang

Suatu hari aku mati
Mengalami hitamnya masa
Terjatuh sakit sekali
Tak mau menghadapi

Suatu hari aku hidup
Ditiup oleh pelangi
Hembusan balon udara
Melayang di angkasa

Tapi
Berapa lama aku hidup dan mati?

Namaku rasa
Tidak mau sendiri

Temani aku terbang dan jatuh
Berulang kali

dan..

Lagi..

Tuesday, April 03, 2012

Pencuri

Kurang apa diajar
Pintu terluar tersemak belukar
Batu berjajar
Pagar berteralis besi gandapuri

Kain sarung tersingkap
Celana lurik tercerik
Kaki kaki meratapi

Satu loncatan bambu terlampaui

Koyakan pintu terseruak
Diambil segala lemari dan isi

Memori
Perasaan
Melodi
Satu persatu pergi

Terambil tidak permisi

Itu semua karena kamu

Pencuri

Monday, April 02, 2012

Fine

Brutal sudah
Sumpah serapah
Padu padanan kata aloha

Tidak serupa
Jelek semua
Mendayu paralayang menusuk jiwa

Tidak ada hati, hanya physically

Sudah terjadi

Para-para mengetahui
Durja dan durjana terungkap

Ok,

Fine

Sunday, April 01, 2012

Ah,

Ribuan, jutaan, milyaran detik berlalu
Dunia berganti
Banyak bangunan baru terbentuk namun tidak bertepi

Merusak pondasi hijau
Merubah bulan agar tidak berkilau
Diganti oleh beribu lampu, menyinari, menggunakan energi tak terbaharui

Warna laut tidak lagi biru
Banyak tercemari
Udara berwarna abu-abu
Banyak polusi
Teknologi tidak ramah
Manusia suka menjamah

Ah,

Detik ini akan dilalui lagi
Berulang-ulang lagi
Hingga nanti
Dunia berubah posisi