Tanggal 5 february 2012 di hari minggu. Cuaca kota Alkhobar, Arab Saudi dibawah 10 derajat celcius di pagi hari. Musim dingin terhitung dari bulan
dengan awalan ‘ber’ yaitu September. Hujan pun telah turun selama 2 kali. 1 di
bulan October 2011 dan satu lagi di bulan January 2012. Bulan February kali ini,
musim dingin masih saja belum terganti.
Aku berencana melakukan ibadah umroh sejak sebulan
lalu. Tiket bus sudah kubeli dengan jalur Alkhobar ke Makah pada hari ini, lalu
Madinah ke Alkhobar pada tanggal 10 february. Sementara itu tiket dari Makah ke
Madinah aku tidak beli. Rencananya akan kubeli ketika berada di kota Makah
nanti.
Umroh koboi, itulah judul yang tepat untuk umroh yang
kulakukan kali ini. Karena aku pergi sendiri tanpa teman dan tanpa menggunakan
agen pemandu. Salah satu tiket bus pun akan kubeli langsung di lokasi nanti.
Buku panduan umroh sudah kubaca sejak pagi hari,
umroh merupakan rangkaian ibadah yang dimulai dengan ihram dari miqot, tawaf, sa’i
lalu diakhiri dengan tahalul. Rangkaian ibadah ini cukup dilakukan untuk 1
hari. Sebelumnya aku pernah umroh ke Makah dua kali. Kali ini untuk ke tiga
kalinya. Aku ingin melakukannya dengan sungguh-sungguh, karena masa kontrak
kerja ku di Arab Saudi akan berakhir di tanggal 12 February. Yang pasti aku
ingin kembali lagi kesini, tapi bukan untuk kerja ataupun umroh, melainkan
untuk melakukan ibadah haji bersama istri. Itu saja sudah lebih dari cukup.
Jadwal keberangkatan ku hari ini adalah pukul 16:00,
tepat 1 jam setelah sholat ashar. Segala macam bulu sudah kucukur, mulai dari
bulu ketiak, kumis hingga bulu-bulu lainnya. Perintah Nabi Muhammad, minimum
dibawah 40 hari untuk mencukur segala macam bulu sebelum berangkat umroh.
Packing sudah beres, pakaian ihrom yang terdiri dari
2 kain helai putih, pakaian ganti, sweater, peralatan mandi dan buku panduan
umroh sudah dimasukkan kedalam tas. Tas ku ada 2, satu tas punggung dan satu
lagi tas selempang kecil yang berfungsi sebagai tempat menyimpan sandal
nantinya selama di masjid.
Sweater berwarna coklat seharga 10 riyal itu sudah
kugunakan, pakaian dalamnya berwarna putih dan untuk bawahan kugunakan celana
panjang berwarna abu-abu yang kubeli dari Carrefour seharga 20 riyal. Tidak
lupa memakai sandal jepit.
Jalan kaki selama 15 menit kulakukan dari apartemen
al muhammadia tempat tinggalku menuju bus Al-Noor yang nantinya akan membawaku
menuju Makah. Harga tiketnya 70 riyal. Di kelola oleh orang india muslim yang
biasanya berasal dari provinsi Karela di india. Bisa kupastikan didalamnya
tidak ada orang asia tenggara. 90% didominasi india, Pakistan dan Bangladesh.
9% adalah sudan dan Egypt. Sisanya 1% adalah aku, iya aku satu-satunya yang
berasal dari asia tenggara, tepatnya Indonesia.
Jam 17:00 akhirnya bus Al-Noor berangkat dari
terminal keberangkatannya di belakang Alkhobar Comercial Center. Supirnya
berasal dari India, fasih berbahasa arab, india dan inggris. Bus berkapasitas
75 orang itu penuh, kududuk disebelah bapak tua yang berjenggot putih, dan
sepertinya berasal dari Pakistan. Orang Pakistan biasanya berhidung lebih
mancung, orang Bangladesh berhidung pesek dan orang India berada di antaranya.
Perjalanan dari Alkhobar menuju Makah biasanya ditempuh selama 12 jam.
Alhamdullilah selama perjalanan berhenti selama 4
kali ditempat pemberhentian tertentu. Tempat pemberhentian ini biasanya area
pom bensin dengan beberapa tempat makan, mini market dan masjid kecil beserta
kamar kecil. Untuk perjalanan sejauh itu kukurangi minum untuk mencegah pergi
ke toilet berkali-kali. Setiap pemberhentian pasti selalu saja ramai, musti
antri bermenit-menit, sedangkan bus tidak akan berhenti terlalu lama.
Pada pemberhentian keempat, bus Al-Noor berhenti
ditempat miqat, yaitu tempat untuk mengenakan pakaian ihram dan tempat niat
untuk melakukan umroh. Waktu menunjukkan pukul 05:30 pagi di tanggal 6 February.
Kusegerakan mandi dan mengenakan pakaian ihram, satu helai kain putih yang
dipakai untuk bawahan menyerupai sarung, dan satu helai kuselendangkan di
pundak. Kumenuju mesjid untuk melakukan sholat subuh berjama’ah. Setelah sholat
selesai lalu mengucapkan niat untuk umroh. Beruntung sebenernya kami datang
pada jam sholat fardu, karena disunnahkan untuk melafalkan niat umroh itu
setelah melakukan sholat fardu. Setelah niat umroh, maka terhitung sejak saat
itu, aku harus menghindari diri dari perbuatan haram duniawi dan berfokus pada
ibadah.
|
Hotel Hilton |
Perjalanan dilanjutkan pada pukul 06:00. Butuh 1 jam
30 menit untuk sampai di Makah. 07:30 bus Al-Noor sudah sampai di bawah
jembatan dekat kantor pos Saudi, gate keluar bukit marwah. Kusegera berjalan
kaki menuju masjidil harom. Tempat penitipan tas, itulah yang pertama teringat
dipikiranku. Penitipan tas setahuku ada di gate 1, gate tempat jam dinding
besar yang menyerupai time square di London maupun New York. Dibawahnya adalah
hotel Hilton yang disertai mall . Kubayar 20 riyal untuk masa penyimpanan tas
selama 5 jam.
|
Ka'bah di Masjidil Harom |
Kusegera menuju kedalam masjidil harom untuk
melakukan tawaf. Yaitu kegiatan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali dengan
arah kebalikan jarum jam, dimulai dari hajar aswad hingga menuju hajar aswad
kembali (Foto dikanan). Selama melakukan tawaf disarankan mengucapkan kalimat talbiah,
menyentuh rukun yamani dan mencium hajar aswad. Mencium hajar aswad merupakan
suatu tantangan tersendiri yang berat. Karena mulai dari pria dan wanita saling
berebutan menciumnya. Banyak dari orang ini melanggar hak dari kaum muslimin
lainnya, karena mereka mendorong hingga menginjak kaki sodara lainnya, dan
hukumnya tentu saja harom. Ketika itu aku masih ingat ada orang yang berbadan
besar yang sengaja menyeruduk kearahku agar dia bisa leluasa bergerak.
“Astagfirullah”’ ucapku dalam hati. Akhirnya aku hanya bisa berhasil menyentuh
dengan telapak tangan saja. Sebenarnya aku pun mampu untuk berbuat serupa
seperti pria berbadan besar itu, tapi aku tidak mau melanggar hak kaum muslimin
lainnya, dan itu lebih disarankan dalam umroh ini, menyapa hajar aswad dengan
telapak tangan kanan lalu mengucapkan Allahu Akbar.
Tawaf selesai dilakukan, kulanjutkan dengan sholat
sunnah 2 roka’at diantara maqom Ibrahim dan ka’bah. Di saat itu diriku
memanjatkan banyak doa.
Setelah itu, aku menuju bukit safa untuk melakukan
ibadah sa’i yaitu lari-lari kecil yang dimulai dari bukit safa ke bukit marwah
selama 7 kali. Kupanjatkan doa setiap kali berada di posisi bukit safa yang
mengarah ke Ka’bah.
Tawaf dan sa’i selesai, satu lagi urusan yang belum beres
yaitu tahalul, yaitu kegiatan memotong helai rambut. Setelah ini beres, maka
pakaian ihram bisa kuganti dengan pakaian biasa. Kusegera menuju tempat cukur
rambut terdekat seharga 10 riyal untuk sekali potong plontos menggunakan pisau
cukur. Orang india yang mengelola, mereka fasih mengucapkan kata “sepuluh”
kepadaku.
|
Hotel Imron Makah |
3 hari kuhabiskan waktuku disana. Malam pertama ku
menginap di hotel imron Makah seharga 120 riyal permalamnya (Foto dikanan). Fasilitasnya
adalah 5 tempat tidur, AC, 1 kamar mandi dan 1 tv lcd yang terpasang diatap
langit. Sayang sekali diriku hanya sendiri, kalau beramai-rami tentu lebih
hemat lagi. Di kamar mandi sudah tersedia 2 sabun batangan dan 2 sachet sampo.
Aku berada di lantai 6, dengan naik lift dalam beberapa detik aku sudah berada
diatas.
Selain itu aku juga mencoba menginap dihotel lainnya.
Beruntung disana pegawai hotel berasal dari cianjur, jawa barat. Sehingga
interaksi lebih mudah dengannya. Harga kamarnya adalah 130 riyal, lebih mahal
memang. Kapasitas 4 tempat tidur, 1 kamar mandi dan 1 tv standar. Tapi aku
berada di lantai 1 yang notabene lebih dekat tidak perlu naik tangga maupun
escalator.
Selama disana kulakukan tawaf selama 4 kali, 3 tawaf
nafl (sunnah) dan 1 tawaf wada (tawaf perpisahan). Ibadah yang utama dilakukan di
masjidil harom nya Makah adalah solat fardu. Pahalanya adalah 100,000 kali dibandingkan
dengan sholat fardu diluar masjidil harom. Rangkaian ibadah umroh pun selesai
kulakukan
|
Masjidil Harom di Madinah |
Hari ke empat aku segera checkout. Tujuan selanjutnya
adalah kota Madinah. Aku ingin mengunjungi makam Nabi Muhammad, Abu Bakar dan
Umar yang terletak di masjidil haram di Madinah (Foto dikiri) . Tentunya kunjungan kali ini
tidak ada hubungannya dengan umroh.
Tiket bus belum terbeli. Aku pun sengaja mencari bus
yang tersedia dekat masjidil haram di Makah. Banyak puluhan bus dan taksi yang
mengetem disana tanpa papan nama. Aku meminta bantuan Om Hamdan, pihak keluarga
dari ibuku yang memang dia bekerja sebagai agen travel di Makah untuk
mencarikan satu bus untukku. Om Hamdan menunjukkan satu bus yang di kemudikan
oleh orang Iran. Bus itu terlalu lama mengetem hingga 6 jam lamanya. Maklum
tiket busnya sendiri hanya sebesar 20 riyal. Murah apabila dengan naik taksi
yang mencapai 80 riyal. Perjalanannya mulai dilakukan pada pukul 14:00, dan sampai
di Madinah pada pukul 20:00.
|
Hotel Al Noor di Madinah |
Begitu sampai disana, satu yang ada dipikiranku yaitu
mengunjungi resto Indonesia, lalu setelahnya mencari tempat penginapan. Beruntung,
ketika bertanya-tanya alamat, tak sengaja aku bertemu rombongan umroh asal Indonesia
yang mengajakku makan malam gratis di hotel tempat mereka menginap. Setelah itu
kulanjutkan perjalanan menuju resto Indonesia, untuk sekedar bertanya dimanakah
letak penginapan terdekat. Pilihanku tertuju pada hotel al noor namanya (Foto dikanan).
Dikelola oleh orang india.
|
Makam Rosul |
Keesokan harinya aku berkesempatan untuk mengunjungi
masjidil harom di Madinah kuucapkan Assalaamu’alayka yaa Rasulullah wa
rahmatullahi wa barokaatuhu, Assalaamu ‘alayka yaa Abu-Bakr dan Assalaamu’alayka
yaa Umar (Foto dikiri).
|
Al Munief Store |
Cukup tiga hari aku di Madinah. Pada hari terakhir
sebelum ku menuju tempat pemberhentian bus Al-Noor yang akan membawaku kembali
ke kota Alkhobar., kembali lagi aku bertemu dengan orang-orang Indonesia yang sedang
bersantai-santai di Al Munief Store (Foto dikanan). Semacam toko yang menjual produk-produk Indonesia.
Senangnya bertemu bakwan dan tahu goreng disana. Langsung kulibas dengan
lahapnya.
Perjalanan yang menyenangkan, melegakan sekaligus menyehatkan
badan dan rohani. Aku akan kembali lagi melakukan ibadah haji bersama istri
nanti. Amin.
Ps : Foto adalah dokumentasi pribadi menggunakan kamera blackberry