Labib pamitan kepada kedua orang tuanya menuju SMP 5
di ciputat, tangerang. Di cium kedua telapak tangan mama papa, sembari
mengucapkan “pergi dulu ya”.
Setelah berjalan sejauh 10 m dari depan rumah menuju
jalan raya, dia menaiki angkot merah 05 yang akan membawanya menuju SMP 5.
Saat itu masih menunjukkan pukul 06:25 pagi. Hanya 15
menit saja Labib sudah sampai di sekolahnya. Tepat jam 06:40, Labib turun dari
angkot, dia segera menusuri anak tangga menuju lantai 3 ruang belajarnya yaitu
kelas III-1. Labib menyapa beberapa temannya yang rupanya sedang sibuk
mengerjakan soal matematika. Dengan santai Labib berjalan menuju tempat duduk
di pojok belakang. Labib sudah mengerjakan PR matematikanya itu semalam.
Dibukanya tas punggung ber merk alpina kesayangannya itu. “Eh”, ujarnya dengan
khawatir. Labib bolak balik membuka susunan buku didalam tasnya, Ia tidak
menemukan buku lembar kerja siswa (LKS) matematika yang semestinya dia bawa.
Labib terlihat panic, PR matematika itu memang harus
dikerjakan di LKS, tidak boleh dibuku ataupun diselembar kertas. Guru
matematika, yaitu Pak Dibyo akan menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR
dengan menyuruhnya membersihkan papan tulis selama 3 hari. Labib tidak mau itu
terjadi
Labib mengambil langkah jitu, disandangnya kembali
tas alpina kepunggung, turun kelantai satu, lalu memanggil mamang ojeg didepan
pintu masuk sekolah SMP 5. Labib segera menuju rumahnya kembali bersama mamang
ojeg. Begitu sampai rumah, menyapa ibu sebentar, ia langsung menuju kamarnya.
Tas nya ia istirahatkan diatas bangku belajar. Labib mencari buku LKS yang
akhirnya berhasil ia temukan bukan dimeja belajar, tetapi dibawah bantal kasur.
“Pantas saja gak aku bawa kesekolah, gara-gara semalem ngerjain tugas di kasur
nih jadi kelupaan LKS ku”, ujarnya sambil sewot dan ngedumel.
Mama Labib, yang memperhatikan gerak-gerik anaknya
menyuruh Labib segera berangkat lagi kesekolah agar tidak telat. Ditambahkannya
uang saku Labib oleh mamanya untuk mamang ojeg yang sengaja menunggu didepan
pintu rumah Labib. Labib pun langsung pamit sambil menggenggam LKS nya di
tangan.
Perjalanan hanya 5-10 menit saja dengan menggunakan
ojeg. Labib sudah tiba disekolahnya tepat pukul 07:00, ditandai dengan bunyi lonceng
sekolah. Labib pun akhirnya sampai kembali didalam kelasnya dengan tenang
karena kini tidak perlu khawatir dengan guru matematikanya yang galak.
Matematika itu pelajaran kedua hari ini, yaitu pukul
09:00 pagi. Pelajaran pertama pukul 07:00 pagi adalah bahasa Indonesia. Muka Labib
terlihat panik kembali. Kali ini bukan karena PR matematika. Tapi tas alpina kesayangan
Labib yang berisikan semua buku-buku pelajaran hari ini, termasuk buku bahasa Indonesia,
kini tertinggal dirumah.
No comments:
Post a Comment