Thursday, December 04, 2014

Kota Microtele

Perjalanan sejauh 5 km itu harus kulalui dengan berjalan kaki, melawan arah angin dari utara. Asap hitam yang mencekam paru-paru, terpaksa kuhirup tanpa ragu. Jalan batu berbatu diterjang demi menuju satu tempat bernama Kota Microtele. Konon kata tetua dikotaku, disana terdapat berbagai dokter yang dapat menyembuhkan penyakit komunikasi. Aku harus kesana. Harus. Sekarang juga..

Kenapa sekarang?, kenapa harus? ...

Ini penyebabnya... sudah 3 hari ini aku tidak dapat berkomunikasi baik itu melalui suara maupun tatapan mata. Aku tidak dapat melihat dunia nun jauh disana. Sudah 3 hari ini pula aku makin muram dan makin durja. Ah, kenapa aku diterpa kemalangan hati, kenapa dan mengapa semua ini terjadi?.

Alkisah, setelah berpeluh keringat akhirnya aku sampai jumpa di gerbang Kota Microtele. 3 lantai anak tangga terjal berbentuk 90 derajat harus kudaki. Ada beberapa penjaga berbaju hitam di pintu gerbang, mereka hanya mengamatiku tanpa suara dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ah tak mengapa, aku tidak peduli, karena penyakitku harus disembuhkan saat ini juga. Setelah kulewati penjaga, beberapa meter dibelakang gerbang mulai terlihat banyak dokter dikiri dan kanan jalan raya berlalu lalang...

Benar juga kata tetua dikotaku. Ternyata memang banyak dokter. Tapi sungguh aneh dokter-dokter ini, kenapa mereka hanya khusus menyembuhkan penyakit komunikasi. Para Dokter ini bergaya berbeda-beda, Ada yang wanita ada yang pria, tua maupun muda, ada yang berbaju putih, berbaju biru, memakai kaos, memakai seragam, ah aneh-aneh saja gayanya. Para dokter mempunyai tempat praktek sendiri-sendiri, meskipun begitu, dokter-dokter itu dapat berpindah lokasi sesuka hati mereka. mungkin mereka mempunyai ikatan kerja sesamanya.

Ditiap tempat praktek mereka memajang papan nama dengan lampu-lampu gemerlapan. Tampak banyak orang-orang dari luar Kota Microtele memang datang khusus untuk menyembuhkan penyakit mereka, mereka berlalu lalang, bimbang, termasuk diriku sendiri bingung memilih mana dokter yang tepat untuk penyakit komunikasiku ini

Setelah berjam-jam aku mengelilingi satu persatu tempat praktek para dokter itu, aku terhenti diujung menemukan dokter anak muda, hanya bermodal kaos singlet bersablon yang entah itu gambar apa, bercelana jeans dan berlogat bahasa minang. Ah, kenapa bisa ada orang padang di Kota Microtele?. Sungguh aneh bukan kepalang. Itu yang sebenarnya membuatku penasaran, lalu mulai menunjukkan kepadanya gejala-gejalaku dengan bahasa tubuh seadanya.

Dia mengerti, ditariknya aku menuju kursi terdekat, diperiksa dengan cermat penyakitku ini. Hanya hitungan 5 menit dia menjelaskan kalau Hardware problem, tombol button on and off nya tidak berfungsi. Software nya bahkan belum diupdate.

Ah kenapa penyakitnya bisa segitunya.

"Ini harus dibawa ke Nokia Service Center mas, bukan disini", ujarnya

Akhirnya aku di Kota Microtele dengan tangan hampa.

Note : Jangan beli HP Nokia, After Sales Nokia Lumia susah didapat di toko2 ITC mulai dari ITC fatmawati hingga mangga dua.. Sangat susahnya.. Lebih baik beli samsung android atau iphone 6 sekalian..

  

Sunday, November 30, 2014

Fanita

Nama wanita itu bernama Fanita, usia nya sudah menginjak umur 25. Wajahnya cantik jelita berkulit putih seperti kulit gadis Eropa. Matanya syahdu, hidungnya bangir, rambutnya terurai kebawah hingga kebahu. Ada satu yang paling menonjol berbeda dibagian wajahnya yaitu dagunya yang berbelah seperti angelina jolie. Ah....

Sangat disayangkan untuk dilewatkan momen tersebut didepan mata. Akan sangat disayangkan apabila hanya melihat sesekali. Kamu akan tergila-gila padanya apabila melihat dia berkali-kali. Apalagi jika Fanita tersebut tersenyum sesekali.. Lesung pipitnya akan tampil mempesonamu disela-sela pipi kiri.

Fanita masih tergeletak dikasur setelah operasi tadi pagi. Wajahnya tentu saja masih cantik dikelilingi bantal guling kasur yang berwarna putih. Hanya operasi ringan dibagian dada, tidak membuatnya kehilangan kecantikan paras wajahnya.

Aku menatap wajahnya untuk sekali lagi sebelum meninggalkan ruang kamar rumah sakit. Sesekali dia memperlihatkan senyum kepada para tamu yang mengunjungi. Aku ambil peralatan bersih-bersih yang kugunakan untuk membersihkan kamar Fanita karena tuntutan profesiku sebagai cleaning service rumah sakit ini.

Kamu tidak perlu menatap wajahku fani, akan kuceritakan tentang kamu melalui surat ini kepada seluruh anak negeri.

Waktu

Waktu itu berlalu bulan demi bulan begitu terasa. Sempat beberapa minggu lalu terasa sesak didada, berharap kucuran dana dari Sang Pencipta jatuh kebumi begitu saja.

Sempat kuragu apa semua ini akan berlalu. Tiupan topan sangat kencang melahap seluruh lapisan kulitku yang berwarna coklat. Panas matahari menyengat lapisan luar bulu romaku. Membuatku semakin hitam kelam dan jatuh kedalam larutan kehidupan yang bernama larangan.

Aku mau pergi, pergi jauh kelangit ketujuh. Berharap akhir sebuah kata surga.

Tapi jalan itu masih panjang. Bulan demi bulan berganti menjadi minggu demi minggu, hari demi hari. Sesak sesak harus dilalui, dengan senyuman lantang, suara teriak, wajah berontak.

Terdiam ku duduk sesaat. Ditelinga kiriku aku mendengar suara berujar "Ayo semangat kawan. Apapun yang menerpamu, aku akan selalu disisimu". Sementara ditelinga kananku terdengar "Sudah berakhir kawan, cepat hampiriku".

Kuharap tiada suara-suara tersebut menganggu. Fana,.. hilang... 

Monday, November 03, 2014

Jam 5 sore

Hiruk pikuk jalan raya didepan Mall Ambasador dan ITC Kuningan mulai ramai, seramai-ramainya lautan kendaraan dan manusia-manusianya apabila mendekati jam 5 sore waktu Indonesia bagian Jakarta Selatan. Mulai dari supir-supir angkot, mikrolet hingga bus AC berebut penumpang yang semenjak pukul 4 sore rela berjumpalitan hanya untuk mendapatkan tempat duduk jok yang keras. Itupun apabila kendaraan sesak, panas-panasan dan dempet-dempatan merupakan kepastian. Ya tentu saja enak ya apabila sebelah kita itu Luna Maya atau Ariel vokalis Peterpan (sekarang NOAH, red) tentu saja saya dan kamu toh akan rela bersumpek-sumpekan :).

Tidak kalah dengan kendaraan umum, mobil-mobil pribadi yang berparkir sedari pagi di kawasan Mega Kuningan dan HR. Rasuna Said sudah siap landas begitu mendengar suara lonceng jam 5 sore berdentang. Arah Casablanca jam segitu sudah pasti padat merayap. Begitu juga arah Sudirman. Ditambah lagi mobil yang akan melalui Jl. MH. Thamrin dan Jl. Sudirman akan terkena three in one, jadilah para nebengers alias joki three in one sudah siap melambaikan tangannya mencegat semua mobil yang berpenumpang satu ataupun dua orang saja. Menambahan kepenatan suasana jam 5.

Ini adalah tampilan sehari-hari kawasan Mega Kuningan didepan Mall Ambasador. Maklum ini Jakarta bung, sudah sejak dulu memang seperti itu. Tak usah khawatir akan presiden yang baru, kota ini sedari dulu sudah berjalan otomatis praktis tanpa kamu ada disisiku, iya kamuuu... :).

Dari sekian orang terdapatlah Radit, seorang wanita pekerja keras disalah satu perbankan Mega Kuningan dan berkantor tepat diseberang ITC kuningan. Kantornya sih megah nian hingga kelantai 28. Tapi gajinya?, kembang kempis setiap tanggal 28, karena akan habis untuk biaya bulanan. Cicilan biaya untuk anak, hingga cicilan untuk pakaian.

Radit menghirup nafas dalam-dalam begitu jam tangan menunjuk angka 5 sore. Ini saatnya bermacet-macetan bagi dia. Dia hanya satu diantara ribuan manusia yang akan melewati jalan Casablanca setiap harinya. Jangan tanya pulangnya bagaimana?, Helikopter atau Pesawat?, ah jangan menghayal kamu para pembaca. Radit ini hanya menggunakan motor roda dua untuk pulang pergi dari Depok menuju kantornya. Jauh?, ah sudah biasa bagi dia. Untung motornya matic, kalau tidak, tentu betisnya sudah tidak berkutik.

Semestinya Radit ini minimal naik Taksi pulangnya loh, minimal disupiri supir pribadi sekelas silver bird. Ini karena wajah Radit yang cantik, wajahnya tidak pas-pas an untuk wanita seumuran 35-an. Hidung mancung, mata hitam tajam dan rambutnya yang gemulai seperti iklan shampo merek Emeron dengan tag line "emeron.. emeron.. emeron gaya rambut.. kaya pesona....".

Sungguh sangat disayangkan apabila dia naik motor, sudah pasti rambutnya yang panjang akan rusak berteriak apabila terkena asap knalpot ibukota. Dan tidak lucu apabila asap hitam itu menjadi make up raut mukanya yang mempesona, pasti jadi anggota serial TV ukauka. Toh mau bagaimanapun juga, untuk kesekian kalinya Radit harus menghadapinya. Tidak masalah senin atau selasa, hari minggu atau hari ungu, hari galau atau unyu... apabila jam menunjukkan pukul 5, jalanan semacet apapun siap dijabaninya.

Dinyalakan motor roda duanya itu di area parkir basement 3. Motor itu hasil keringatnya sendiri selama 5 tahun bekerja di salon wanita ternama di Kemang. Suaminya sama sekali tidak membantu untuk membeli motor tersebut, bahkan sepeser pun. Yang ada cerita, setiap pengasilan suaminya Radit hanya digunakan oleh suaminya itu untuk berkaraoke dan menjaja berbagai wanita di kawasan Kota. Oh banyak juga cobaan hidupmu Radit, selain kemacetan jalan raya, kamupun harus menghadapi masalah keluarga.

Brmm.. brmm... motor Radit jalan perlahan menuju pintu karcis. Tapi perlahannya tersebut tidak bermanfaat, hanya sepersekian detik siap melesat pintu keluar, motornya yang baru keluar pintu karcis, tiba-tiba disalip oleh anak muda dari arah samping pintu keluar. Hampir saja Radit terjerembab, untung dia stabil memegangi stang motornya, apabila tidak, tentu Radit sudah terjatuh terguling-guling tanpa permisi. Emosi Radit terbangkit seketika, entah itu karena masalah keluarga atau masalah jam 5, yang pasti dia sudah menggeber motor-nya dengan sekuat tenaga akibat kejadian itu. Motor anak muda yang tadi mengagetkan itu adalah Yamaha RX-King, motornya para pekerja tukang ojeg, yang pasti bukan motor Kamen Raider so pasti lah ya. Anak muda menuju arah tanah abang bukan casablanca, arah kebalikan dari jalur pulang Radit. Ah Radit tidak mau tau, mau itu anak muda or nyai-nyai, mau arah surabaya atau madura, dia sudah menyebabkan dirinya bisa-bisa celaka karena muncul begitu saja di pintu keluar tadi.

Radit yang bermotorkan Yamaha Mio, selalu berkeyakinan dialah yang terdepan, segera dipacu motornya menuju tanah abang, meski itu bukan arah rumahnya yang semestinya harus melewati casablanca menuju depok, iya tidak peduli, nafsu emosi sudah diubun-ubun.

Anak muda itu tidak tau kalau ada yang membuntuti. Didalam pikirannya ia hanya menyerempet sana sini, demi menuju rumahnya di tanah abang.

Lupakan detailnya bagaimana.. Akhirnya posisi pada saat itu Radit berhasil berjajaran dengan anak muda, bak pahlawan bertopeng, Radit segera membuka helm nya, rambutnya Emeron nya terurai seperti bendera berkibar. Tanpa banyak babibu.. langsung saja ditimpanya helm tersebut tepat kebagian kanan kepala anak muda tersebut. Anak muda itu kaget terpental hingga terjerembab menuju bak sampah yang berada dipinggir jalan raya, lalu terpungkur menuju tanah.

Sungguh kejam, tapi sangat perhitungan. "Rasain, biar tau rasa" ........ ujar Radit...

Jam 5 sore... Jakarta menyimpan segala kekesalan terpendam berbagai penghuninya. Seorang wanita pun sanggup melupakan rasa...


Jakarta, 3 November 2014
Menara Kadin








Warna Warni Hidup Baru

Gerombolan putih itu menuju ruangan besar menyerupai langit langit...

Langit ruangan berwarna cerah tapi merah, merah seperti darah. Berdegup-degup kencang setiap detik... Sempat beberapa kali terdengar dentuman suara bergema seperti bunyi raksasa yang hendak bangun dari tidurnya....

Sebaliknya.. Gerombolan putih, tidak berwarna, hanya berwujud seperti bola voli. Ah putih kan itu hanya rupa warna, putihnya mereka tidak seperti putih biasa, menyerupai warna air, transparan, jernih, yang apabila disinari oleh matahari akan terpantul gambar pelangi. Merah, kuning, hijau dilangit yang biru..

Perlahan-lahan.. Mereka kini berjumpa, berdua... bagaikan magnet yang bersatu kutub minus dan plus... gerombolan putih mulai menyatu satu persatu dengan langit merah... menempel, merayap hingga mereka berubah warna menjadi jingga..

Hanya jingga...

9 bulan lamanya akhirnya berakhir.. Kini mereka hidup menjadi satu.. menjadi bayi.. yang bernama sadhu...

Tuesday, October 14, 2014

Riverstone City

"Beep.. beep... tring.. tring..." smartphone Kencana berbunyi untuk yang kedua kalinya.. Kencana ketika itu tidak mendengar bunyi yang pertama karena sedang berada dikantin basement kantornya di bilangan Menteng, Jakarta Pusat. Dia sedang asik berbicara mengenai politik dengan rekan sejawatnya, sembari menghisap sebatang rokok sampoerna.
Pada bunyi yang kedua, Kencana mulai mendengar ada bunyi dari saku celananya yang berwarna biru muda. Dirogoh saku itu menggunakan tangan kanan dan dilihat dilayar smartphone terdapat gambar wanita yang muncul. Dalam hati kencana berkomentar "Tumben nih dia telpon, ada apa ya?"... Kencana pamit sebentar pada rekan-rekan dikantin sembari berlagak ada telpon penting seperti tidak ada lagi bunyi telpon yang lebih penting sepanjang hidupnya. Dijawabnya panggilan telpon itu

"Hai hai.. Amanda.. kemana aja lo?"
"Hoi Kenca, lagi dimana?"..

Kedua pihak malah saling mengeluarkan kalimat tanya.

"Gw di Menteng nih seperti biasa, Gila lo.. kemaren kemaren kemana aja, sombong ya whatsapp gak dibales, udah berapa bulan nih menghilang?"..
"Gw baru balik dari LA.. sekarang lagi di Jakarta nih.. Lo main kesini donk?"
"Dimana sekarang tinggalnya?, hayuk ngopi2!.."
"Gw tinggal di Riverstone City sekarang, nonton yuk"
"Wah Riverstone?, tempat perumahan elit itu?, dari kapan pindahnya?"
"Hahaha, biasa aja ah, elit dari Hongkong.., iya iya nanti gw ceritain ya klo kita ketemu"
"Oke bentar lagi jam kantor gw beres jam 4 sore.. nanti gw kabarin klo jadi kesana ya, mudah-mudahan gak ada lembur dari bos.."
"Haha giliran ketemu aja langsung cepat tanggap"
"Heheh"...

Wanita itu bernama Amanda. Teman lama Kencana. Mereka pertama kali bertemu di Maskapai penerbangan Garuda tujuan Jakarta - Melbourne. Ketika itu Kencana sedang ada perjalanan dinas dari kantor, dan Amanda adalah salah satu pramugarinya. Kencana dengan percaya dirinya memperkenalkan dirinya sendiri kebeberapa pramugari dan pramugara yang sedang mempersiapkan menu makan pagi di area box dekat cock pit. Akhir cerita, Kencana mendapatkan pin blackberry salah satu pramugari tercantiknya, siapa lagi kalau bukan Amanda.

Kisah pertemanan mereka berlanjut melalui blackberry, sempat bertemu beberapa kali di Jakarta dan akhirnya tidak bertemu lagi karena Amanda setelah resign dari Garuda dia mengikuti jejak kedua orang tuanya yang bekerja di kedutaan Indonesia di USA. Sementara itu Kencana tenggelam sendiri dalam pekerjaannya dibidang pelayaran dan logistik.

Sampai suatu ketika mereka bertemu lagi beberapa bulan lalu. Pertemuan yang singkat dibilangan Sudirman, Jakarta Selatan. Saat itu Amanda sudah berstatus suami orang. Sementara Kencana berstatus duda tanpa anak. Mereka berjumpa di liberica coffee, Pacific Place. Kaget bercampur senang wajah Kencana ketika melihat Amanda dengan tampilan barunya, rambut bergelombang panjang hitam, memakai dress serba hitam. Kaget ketika tahu Amanda sudah berstatus suami orang. Apalagi suaminya yang sekarang adalah anggota Kopasus. Amanda juga kaget melihat Kencana sekarang, yang sebelumnya klimis kini mulai brewokan. Ditambah lagi Kencana sudah berstatus duda sekarang.

"Beep.. beep... tring.. tring..." Kali ini suara smartphone Amanda berbunyi. Waktu menunjukkan pukul 4.15 sore.

"Hai.. Amanda.. Gw jadi ketempat lu ya"..
"Okeey.. dah sampe mana sekarang?, gw mau mandi dulu nih, kita mau kemana nanti?"..
"Let see nanti ya... Gw mau liat Riverstone City, mau tau gw kayak gimana tempatnya. Kata orang bagus... Eh anyway, suami lo gak ada di Jakarta kan"
"Iya.. Bagus kok... Anyway juga.. Tenang, suami gw lagi mengawal Presiden ke Jambi.. sini cepet.."

Mobil Kencana melaju secepat truk tronton tanpa beban. Jalanan macet dari Menteng menuju Riverstone City yang berada di daerah Kebayoran dibabat perlahan-lahan. Cukup 30 menit sudah sampai ditempat.  

-- At Riverstone City, percakapan di smartphone
"Gw dah sampai lobby, lo turun kebawah donk"
"Bentar gw masih handukkan.."
"Udah gak usah pake handuk aja kebawah.."
"Dasar Porno kamu Kencana.."

Amanda turun ke lobby. Mereka berdua tampak kasmaran. Padahal tidak berjumpa hanya selama beberapa bulan, malah tatapan dan tutur kata mereka berdua seperti sudah tidak berjumpa selama tahunan. Amanda lalu mengajak Kencana menuju kamarnya di lantai 19. Riverstone City, komplek apartement ternama di Jakarta, terdiri dari beberapa blok pretisius dengan kolam renang ditengah-tengahnya. Bloknya megah, lantainya terdiri dari marmer putih seperti istana.

"Sudah berapa lama kamu disini Amanda", sambil berbasa-basi sekali lagi Kencana memulai percakapan di sofa kamar Amanda. Amanda menjawab sekena-kenanya sambil tersenyum menggoda. Padahal diotak mereka berdua sudah berkelumit kisah-kisah nafsu tak tertahankan yang terlalu berbelit-belit apabila dipikirkan. Malahan, akan sangat teramat lebih baik apabila langsung dipraktekkan.

Sebatang dua batang rokok dihabiskan mereka berdua sembari mengobrol kisah mereka di sofa ruang tamu kamar Amanda. Pintu kamar tidur ketika itu sedari tadi sudah terbuka. Setelah beberapa menit akhirnya Amanda dan Kencana memandang kamar tidur. Mereka memandang kekasur yang sama. Sudah diduga apa yang bakal terjadi. Nafsu birahi terjadi dikamar Amanda. Menggebu-gebu, terjerembab kedalam adegan frontal 18 tahun keatas. Sudah lupakan status Amanda yang bersuami dan lupakan juga status Kencana yang duda. Toh, apalah artinya, mereka sudah bersatu dalam raga sekarang ini.

"Beep... Beep.. Tring.. Tring"... Kali ini suara dering telpon dari smartphone Amanda. Sudah 3 kali berbunyi tapi tidak diangkatnya. Smartphone Amanda tergeletak dimeja dekat kasur.

Setelah bunyi 3 kali, SMS masuk di smartphone Amanda.. "Ada suara apa dikamar?, aku sudah di lantai 19 depan kamarmu, bukakan pintu, sebelum Aku dobrak tanpa ragu".

Terlihat dilayar smartphone Amanda tertanda suaminya, Kopasus. 

Tuesday, October 07, 2014

Bumi Manusia

Saya baru saja membaca buku pertama dari tetralogi buru karya penulis legendaris Indonesia yaitu almarhum Pramoedya Ananta Toer. Sudah sejak lama saya mengetahui mengenai novel ini, tapi baru beberapa hari ini akhirnya buku pertamanya yang berjudul bumi manusia selesai dibaca. Terimakasih kepada mishella yang telah meminjamkannya untuk 1 bulan :).

Pada awalnya saya kira tulisan karya Pramoedya ini tergolong berat. Karena melibatkan sejarah dan kosakata Indonesia yang baku dan tidak mudah dibaca kalimat per kalimat begitu saja. Harus mengerti terlebih dahulu apa maksudnya, baru bisa melanjutkan kehalaman lainnya. Seperti yang terjadi ketika pertama kali saya membaca karya Pramoedya yang berjudul Panggil aku Kartini saja. 2 Minggu baru aku bisa selesaikan.

Begitu membaca Bumi Manusia (1980), rupanya ini berbeda. Karena Pramoedya menggabungkan dengan unsur Fiksi. Ceritanya lebih mudah dicerna, dan begitu kita membaca, alur ceritanya mengajak pembaca memasuki nuansa tahun 1800an akhir, benar-benar dibuat larut didalamnya. Tokoh utama bumi manusia adalah Minke, ia pribumi, anak pejabat tinggi, dan berpendidikan sekolah Eropa di Surabaya. Guru favoritnya bernama Jufrow Magda Peters (Jufrow = nona dalam bahasa belanda).

Novel ini bercerita tentang pergolakan batin penulis yang menurut saya berada pada sudut pandang Pramoedya itu sendiri pada masa penjajahan kolonial Belanda. Didalam novel ini juga terdapat cerita Budaya jawa dan nenek moyangnya yang mengutamakan strata menjadi bahan pergolakan batin tersendiri bagi Minke yang dididik keterbukaan Eropa. Selain keduanya itu, Budaya Tiongkok juga dilibatkan dalam novel ini.

Tapi dibalik Budaya, menurut saya kisah utama Bumi Manusia adalah romansa antara Minke dan Annelies Mellema. Annelies anak dari Herman Mellema yang asli Belanda dengan Nyai Ontosoroh, asli pribumi. Kisah Annelies dan ibunya mempunyai ruang tersendiri di novel ini. Seru dan sangat dalam sekali karakter mereka berdua. Annelies mengaku dia pribumi meski wajahnya Indo, wajahnya cantik bahkan melebihi Sri Baginda Wilhelmina.

Cerita di Bumi Manusia berlanjut di novel selanjutnya yang berjudul Anak Semua Bangsa (1985). Tak sabar saya ingin membacanya. Mishella, cepatlah datang ke jakarta
 

   

Saturday, August 30, 2014

Happy

It has been a long time we never met…
Without you... My life is cruel, dark, harsh and hard to grind.
Without you… I’m tasting bitterness inside my lung.
Oh… I do really wish you were around… I will ask you to go deep inside my tongue to keep me awake all night long.

Oh boy… My name is coffee, I’m not happy until I meet you… yes you... milky lady*

*when coffee meet milk

MG, Street Gallery, PIM, 2014

Wednesday, August 20, 2014

Pesan di Line

Harap-harap cemas aku menunggu. Di pukul 12.20 siang ini, belum ada tanda-tanda terima balasan Line* maupun Whatsapp dari dia. Aku menunggu sejak 20 hari sejak tanggal 1 agustus lalu. Sudah berapa kian kali dalam 20 hari dia mengganti profile fotonya, mengubah status, bahkan setiap kali aku mengirim pesan melalui Line dan terpampang tanda read, toh tidak ada satupun pesanku dibalas. Jadi pasti suatu saat nanti jikalau dia beralasan, tidak mungkin dia menciptakan lagi alasan hp nya mati, apalagi pulsa tak mencukupi. Cukuplah hal-hal tersebut dijadikan alibi aku bahwa smartphone dia masih menyala.

Dia memang tidak peduli terhadapku, sesungguhnya pun dia dan akupun tahu maksud dari isi-isi pesanku. Semua ini harus jelas hingga berakhir waktu yang entah sampai berapa hari lagi. Tapi kalau sudah sampai sebulan?, 10 hari lagi?, wah bisa bahaya nanti.

Kutanya temanku yang senasib dan sepenanggungan, ada apa dengan dia. Kenapa?, temanku yang satu itupun juga tak tahu menahu.

Ah, aku mulai ragu-ragu menjalani ini semua. Sombong sekali dia tidak membalas kata-kataku di Line. Kejam benar perilakunya. Padahal tampang dia lugu, dan bahkan terlihat lucu. Tapi aku tidak akan tertipu, dia pasti menyiapkan sesuatu. Dia pasti sudah menyiapkan sejuta peluru untuk memberondongku dengan seribu satu alasan yang tak tentu.

Tapi sampai kapan?, besok sudah hari ke-21. Memangnya aku batu yang tidak bisa berhaha-huhu. Haha ketika tertawa, dan huhu ketika sedih memikirkanmu, iya kamu yang membaca tulisan ini.

Kusiapkan 2 (dua) skenario jikalau hal-hal yang tidak diinginkan itu benar-benar terjadi. Skenario itu representasi dari gambar unyu di Line. Toh dia pasti tidak berani membalas dengan kata-kata pesan. Skenario pertama adalah apabila dia mengirimkan gambar emoticon beruang dengan sayap dibelakang seperti malaikat, artinya, dia ingin pergi meninggalkanku menuju langit ketujuh. Kuterjemahkan sebagai, memang dia sudah mati, mungkin terbakar dahulu, baru menjadi abu. Aku tidak dapat berbuat apa-apa untuk hal ini, karena toh berarti dia sudah kabur dan tak akan kembali.

Kedua, emoticon beruang berciuman dengan kelinci, yang artinya dia sudah bersama idaman lainnya. Ini pertanda, aku harus mencari kelinci lainnya, pergi jauh dari dia dan aku tidak perlu mengharapkannya lagi.

Apa susahnya menjawab?, dasar dia memang dasarnya tidak bertanggung jawab.

Padahal isi pesanku di Line selama 20 hari ini cukup sederhana. Cukup satu kalimat dengan tanda tanya,  "Bos, kapan gajian bulan lalu dikirim bos?"

Mungkin perusahaan tempatku bekerja saat ini sudah bangkrut dan mengkerut


Note:
*Line adalah aplikasi chating menggunakan smartphone, bisa mengirim pesan dan juga gambar-gambar (emoticon) lucu berbentuk beruang dan kelinci. 

Morning Glory Coffee

Seberapa sering menuju tempat ini?. Hmm.. beberapa kali dan melebihi 1/15 dan djournal coffee. Lokasi yang strategis berada di street gallery Pondok Indah Mall (PIM), membuat ku sering mengunjungi morning glory coffee. Ditambah lagi PIM merupakan mall favoritku, jadi faktor plus buat morning glory. Dalam #JakartaCoffeeBlendJourney ini, aku ingin bercerita tentang Morning Glory coffee. Kedai kopi ini sudah lama sebenernya berdiri. Dimulai dari Bandung, seingatku pertama kali melihat sign Morning Glory itu di setiabudi, sebelahnya McD, ketika itu sekitar tahun 2006 aku mau mengunjungi tempat fitness yang bernama Equinox (sayang sekali udah tutup skrg, padahal gw ketemu tamara blezinski disana, hahah) yang berada dilantai 2. Di lantai satunya terdapat kedai kopi yang bernama Morning Glory ini. Tapi pada waktu itu aku tidak sempat masuk kedalam, hanya melihat-lihat dari luar.

Tidak berapa lama, setelah tol di cipularang dibuat sekitar tahun 2006, yang menghubungkan jakarta bandung. Morning Glory mulai membuka cabang di KM 97. Aku sering kesitu, menikmati sejumput coffee latte disertai sarapan paginya omellete. Pelayanannya biasa saja, tapi pemandangannya di KM 97 yang mempesona. Karena menghadap taman, dan kita bisa menghirup udara segar.

Di tahun ini, setelah kembali dari Bangkok, ternyata aku menemukan lagi Morning Glory. Kali ini dia sudah buka cabang di PIM, ini berarti untuk pertama kalinya Morning Glory buka cabang di luar Bandung. Sebelumnya dia sudah ada di ruko setrasari, Bandung dekat dengan Universitas Maranatha begitu keluar gate Pasteur. Dan satu lagi seperti cerita saya sebelumnya ada di Setiabudi, tapi sayangnya sudah ditutup untuk cabang sini  Display kedai kopi Morning Glory kini sudah seperti cafe, terlihat trendy dan keren. Karena belakangan ini aku mulai menggemari kopi, awal aku ke Morning Glory PIM kuajukan pertanyaan mengenai jenis kopi apa yang dipakai disana. Ternyata mereka menggunakan kopi asal pengalengan, Jawa Barat. Pengalengan yang notebene penghasil susu berkualitas, ternyata mempunyai kopi berkualitas juga. Ini dibuktikan dengan rasa kopinya yang menurutku mid taste, karena rasa asam dan pahit nya tidak terlalu dalam. Sehingga bisa dinikmati semua orang.

Selain itu kalau kita duduk dikursi Morning Glory coffee di PIM, kita akan berhadapan dengan toko roti Tous les jours, dimana banyak pria dan wanita yang tampilannya oke punya duduk disana. Dan so pasti tidak semuanya pecinta kopi, tapi kan lumayan buat cuci mata, hahaha...  

Wednesday, July 16, 2014

#JakartaCoffeeBlendJourney

Pencarian sebuah Kedai Kopi terbaik di Jakarta!, itu kata tepat untuk mewakilkan hashtags hari ini yang sok-sok an menggunakan bahasa inggris #JakartaCoffeeBlendJourney... Judul yang kali ini kunyatakan dengan lantang untuk menyatakan rasa penasaranku akan sebuah cita rasa kopi espresso yang di blend oleh kedai-kedai kopi yang berada dijakarta. Next time di instagram dan path, aku akan mencantumkan hashtags itu disetiap postinganku mengenai kopi.

Kedai-kedai kopi ini banyak tersebar diseluruh antah berantah Jakarta, level warteg hingga artisan coffee yang berada di mall-mall Jakarta. Apalagi di lokasiku biasa bekerja di bilangan Jakarta Selatan. Bejibun deretan kedai kopi alias coffee shop yang belum aku kunjungi. Bahkan deretan list dari ve handojo di blog nya, belum selesai kupenuhi. Belum cukup waktu yang kubutuhkan untuk mengelilingi mereka-mereka ini.

Apa sih yang dicari?, tidak lain dan tidak bukan adalah Rasa. Rasa, yang hanya bisa diicip oleh lidah sebagai indera pengecapan. Yang kedua, tentu lokasi, tidak enak kan makan-makanan apabila duduknya urakan. Bisa-bisa mempengaruhi lambung apabila kita makan sambil tengkurep, haahha... Begitu juga dengan minum kopi, apabila tempat tidak nyaman, tentu akan mempengaruhi perasaan pengecap lidah kehidupan kan?

Rasa kopi bisa dibilang mempunyai nilai universal. Nilai itu adalah tingkat keasaman ketika lidah mencicipi kopi. Anda tahu kenapa kedai kopi starbucks merajai mall-mall indonesia bahkan dunia?, ini disebabkan karena tingkat keasamannya menengah, mungkin jika diukur dengan kertas PH, dia masuk kategori 2-5.

Cukup untuk kali pertama #JakartaCoffeeBlendJourney keasamaan jadi faktor 1.1 dalam kategori rasa. Untuk faktor lain seperti fruitiness, sweetness, bitterness, kandungan kafein dan sebagainya akan menjadi faktor-faktor selanjutnya dalam penilaian rasa.

Untuk kategori lokasi, faktor 2.1 nya cukup mudah, yaitu kedai kopi tersebut memisahkan antara lokasi smoking dan non-smoking. Lebih bagus lagi ada ruangan khusus yang tertutup dan terpisah dindingnya.

Sudah dua itu dulu saat ini. Selanjutnya akan kuselidiki kisah sedih dan gembira dari setiap kedai kopi di Jakarta dan akan kubagikan pada anda. What kenapa anda?, no no.. akan kusimpan cerita ini untuk saya sendiri dan anak-cucu saya nanti, hahahah

Thursday, July 03, 2014

Tentang Kopi


Aku suka dengan kopi. Pelawan rasa kantuk yang diambil dari biji sebuah cherry. Tentu tidak setiap hari aku harus minum kopi juga, apalagi makan biji kopi. Tambah lagi disaat bulan ramadhan seperti ini. Kebiasaaan minum kopi sachet dengan brand indocafe coffeemix dibelakang kantor tiap pagi di gerobak mamang-mamang pinggir jalan trotoar harus ditunda untuk sebulan lamanya. Kenapa? ya karena puasa, dan para gerobak2 kaki lima tersebut hanya muncul di pagi hari. Letaknya dekat sangat, di Jalan denpasar raya, tepat di depan gedung RNI. Cuma tinggal jalan kaki 10 meter ke belakang kantor menara karya dan menara kadin, kawasan kuningan

Dan apa anda tau kopi sachetan alias kopi instant itu terbuat dari biji kopi jenis apa?, ada dua varietas biji kopi yang musti diketahui. Satu arabica dan satu lagi robusta. Cara membedakannya? Pertama yang harus kita lihat itu warnanya, liat gambar dibawah ( diambil dari situs http://www.thekitchn.com ). Warna biji kopi arabica itu lebih gelap dibandingkan dengan robusta.

2008_02_04-RobustaArabica.jpg

Tapi, itu kan warna biji kopi nya. Apabila sudah di panggang alias roast, apalagi sampai dark roast, tentunya kedua varietas biji kopi itu tidak akan kelihatan lagi perbedaannya (lihat gambar dibawah, dari kiri ke kanan : blonde to dark roast). Dark roast itu coklat hitam pekat warnanya, rasanya kuat dan terasa caffeinnya. Setelah di gerinda, alias dihancurkan jadi bubuk2 halus... Bentuk antara dua varietas bubuk kopi ini makin mirip, sama dengan bubuk kopi dari sebuah sachet indocafe coffeemix.

Coffee Menu

Selain warna, ada lagi yang bisa dibedakan antara robusta dan arabica yaitu rasa. Rasa kopi arabica lebih asam dibandingkan robusta. Kebanyakan kopi sachetan di Indonesia menggunakan biji kopi robusta, karena rasanya yang lebih netral dan diterima di lidah orang Indonesia.

Belakangan ini sudah banyak bermunculan kedai-kedai kopi atau coffee shop yang menyajikan kedua varietas kopi tersebut. Salah satu yang terkenal karena berskala internasional adalah Starbucks. Di Indonesia, terlebih lagi di Jakarta. Di setiap mall-mall, pasti terlihat kedai kopi ini. Di Plaza Senayan saja ada ada dua Starbucks, satu dibawah yang bersebelahan dengan UNION dan satu lagi diatas, terletak didepan toko buku kinokuniya. Do you know? Starbucks kebanyakan menggunakan biji kopi robusta yang berasal dari Sumatra. Dan pada awal berdirinya jaringan kedai kopi terbesar didunia ini, sang bos yang bernama Howard Schultz meracik menu minuman kopi baik itu espresso dan produk turunannya menggunakan biji kopi robusta dari Sumatra sebagai percobaan awal. Dan terbukti racikannya dia handal, karena produk kopi ini bisa diterima masyarakat diseluruh dunia. Biji kopi sumatra dengan profile dark roast biasanya digerinda langsung ditempat begitu kita memesan kopi di Starbucks. Next time cobain sendiri ya, tanya barista nya begitu anda memesan kopi dengan ukuran tall, grande maupun venti.

Selain Starbucks, di Jakarta terdepat beberapa kedai kopi yang aku sukai. Diurutkan dari nomor satu ya
1. Djournal Coffee. Ada di mall grand indonesia dan cilandak town square
2. Kopi Kitchen di Lippo Mall Kemang
3. 1/15 Coffee. Di jalan gandaria satu, seberangnya snappy
4. Anomali. Di kemang ada, senopati and setiabudi one.

Kenapa nomor satu Djournal Coffee?, karena mereka menggunakan biji kopi robusta, rasanya netral, dan tidak asam. Selain itu karena dark roast (mirip dengan metoda brewing Starbucks), rasa kopi nya kuat dan terasa. Selain rasa kopi itu sendiri, desain tempat Djournal Coffee sangat classy dan vintage, cocok untuk duduk dan mengobrol lama dengan teman-teman kita. Jika anda kesana, jangan lupa order menu favorite saya dibawah ini. Ice coffee mint mojito. Di jamin bakal nambah lagi dan lagi..... snip it,.. hahahah


Wednesday, July 02, 2014

Pullover Blue

Dear Pullover blue,

It has been a long time we never talk happily like last night
I share so many story as you also share your story
Moment of live that hopefully both of us enjoy

I feel enlightenment, spirit up, as words by words come out from my mouth. Words without filter

After Sirloin of meat, water, coffee and tiramisu
Trafique and skipjack

What do you feel?
Do you feel different temperature?

It seem higher then before right?

Night was cold, but you keep me out from frozen.

Stop and stay with me for a while. I only wish i could spend everyday of my loneliness just with you..

Keep me warm inside and comfortable outside.


Deep Kiss
Blue Batik

Akhirnya S2

Sudah sejak tahun 2012 lalu.. Waktu ini dihabiskan di kota Bandung untuk berlibur sembari berusaha, berdoa, sekolah S2 dan tidak lupa mencari wanita.

Banyak sekali maunya anankto ini.

Tapi akhirnya rejeki ini datang juga, sidang thesis selesai juga setelah diburu waktu yang teramat singkat. Dosen pembimbing melepas landas, melarai lepas, agar bimbingannya ini bisa segera di wisuda dan meminang wanita yang dipujanya.

Terimakasih pembimbing saya Pak Gatot Yudoko. Foto dibawah ini untuk para penonton yang sudah menyaksikan jalannya sidang terbuka, diselingi iklan coffee chain terkemuka di mall-mall mahal ibukota. Enjoy.
 
Sidang Thesis MBA - Ananto Veryadesa (29112036)

Monday, June 02, 2014

Hitam Menggerogoti

Warna hitam kelam membungkus raga mu.
Kesempurnaan...

Kualitas tinggi...

di dalam raga...
12 isi....

Tampak barisan rapi bertumpuk-tumpuk sejajar menyerupai rack tabung pipa putih,
yang berisi daun kering terhidrasi dan saringan untuk mengikis lalu lalang racun duniawi

Manusia...

Mengisap dan Terhisap hingga masuk kedalam ulu hati, bersirkulasi, kembali, menyerupai buih, asap putih pekat mengkilat dikala gelap, Meninggalkan bercak ironi biologi raga...

33 MiliGram

2,3 MiliGram

Tar dan nikotin menggerogoti...

Tuesday, May 27, 2014

Pointless

Maksud hati memperbaiki diri bertemu sekali di pelataran parkir tadi.

Malah di Caci maki,
Hina diri ini, menjadi - jadi...

Bela diri hanya percuma,
Malah dipelototi, dihabisi, dipotong, ditinju, bukan hanya sekali tapi berkali-kali,

Memang, manusia dasarnya hina, tidak luput dari dosa. Termasuk wajah dan rupa ini ketika melihat kaca

Sopan santun, budaya jawa, apa salahnya?
Bukan berarti manusia tidak bisa memperbaiki diri..

Tidaklah perlu mengungkit masalalu yang kelam dan dalam. Semua toh juga punya. Begitu juga dengan anda?

Anda yang rugi, bukan saya.

Meninggalkan lelaki disaat sedang kesusahan jiwa dan harta.

Ah.. Tidak sepantasnya diri ini bermuram durja

Harta itu, apabila tidak didapatkan di dunia, akan kutagih di alam barzah sana.. 

Sampai jumpa

Secepatnya

Thursday, April 10, 2014

2014..

Ini tahun 2014,

Tahun demi tahun berganti lepas,
Menyerupai pagi, menyeruak siang dan menenggelamkan malam,

Ada yang baru di tahun ini

Designer sejati

Anggun Alami,
Berlenggak lenggok seperti peragawati..

Tiap kali pensil menyentuh kanvas kertas, terciptalah adegan busana,
Menyerupai manekin yang apabila diberi nafas, akan melesat lepas,
Keluar pergi, merobek kertas, menuju dunia nyata..

Aku ada..
Sejak 2 minggu lamanya

kembali ke ibukota..



Jakarta, 10 April 2014