Saturday, December 17, 2016

Perpanjang Passport Online Lambreta

Perpanjang Passport online itu lama alias lambreta

Daripada online daftar melalui imigrasi.go.id lebih baik daftar langsung ke kantor imigrasi terdekat di kota anda. Toh antriannya sama saja dengan yang non online. Apalagi kalau daftar sendiri bisa langsung dapat e-passport. Toh persyaratannya sama saja, bawa passport lama, KK, KTP hingga akta lahir atau ijasah SMA.

Kecewa?,

Sudah pasti kecewa. Kecewa prosesnya yang lama.

Andai?

Andai proses bagi yang mendaftar online bisa lebih cepat, tidak perlu antri begitu sampai dikantor imigrasi utk mengambil foto wajah dan sidik jari. Pasti akan kuberi satu jempol keatas untuk pihak imigrasi.






Salam rebana
  

Thursday, July 14, 2016

Balas Serona

Seketika,

January berjalan tertatih-tatih hingga Bulan July.
Ia berkeliling saban hari kehari hingga bulan kebulan..

Setiap pagi ia berada di semua lokasi berepicentrum... setiap datang ia mengharapkan segenggam api untuk dibawa dan diantarkan pulang.

Daya upaya sudah ia lakukan. Tapi waktu masih bertahan. Terdiam.

Sore pun jelang

Terlihat hantaran pasir berbasah karena terkena sapuan ombak dan gelombang dari laut selatan. Cahaya sore warnanya menyerupai serona merah jingga.

Ia kini membayangkan serona, melupakan api. lalu berjalan..



14 July 2016, Kebagusan

Sunday, August 23, 2015

Waiting


Berbisik menderam… terdengar suara gaduh dilantai 2 ditengah keramaian mall asia plaza. Suara penyanyi dan band nya yang membawakan lagu dewa 19, “semua kata rindumu semakin membuatku tak berdaya”.. begitu lafal suaranya. Ah enak nian didengar.

Diri ku hanya memesan segelas kopi seharga 18rb, aku masih lapar karena belum makan malam. Hanya teh pucuk dan sekotak buah naga kuhabiskan magrib tadi

Aku masih berharap dia akan mau menemuiku malam ini

Tak mengapa hanya utk sekejap saja
Membeli pulsa
Membeli kuota
Entah apapun alasannya

Aku ingin bertemu dia

Jam sudah menunjukkan jam 8.43 .. dan Aku
masih berharap

Ngopitiam, Tasikmalaya, 22/8/2015

Thursday, April 09, 2015

What Did you Do

Saya mencoba mereka ulang berbagai ingatan-ingatan yang terbatas dimiliki oleh saya. Ingatan tentang tindakan dan keputusan yang pernah saya lakukan. Ada banyak keraguan tentang apakah keputusan itu kesalahan apa kebenaran.

Penyesalan selalu timbul apabila saya memikirkan andai tindakan yang saya lakukan ketika itu berbeda. Pasti hasil akhirnya juga berbeda

Tapi apalah artinya semua itu apabila kita bahas semua ingatan di hari ini, saat ini. Toh kita tidak dapat kembali ke masa lalu

Yang hanya tersimpan adalah ingatan. Saya berusaha selalu agar ingatan-ingatan tersebut tidak merusak keputusan baik itu saat ini maupun dimasa depan

 

Saturday, March 07, 2015

Sore

Hari ini sudah sore.. Senja tertutup oleh awan kelabu.. Hujan sudah membasahi jakarta semenjak jam 5 tadi.. Ia yang biasa melihat langit cercah berwarna jingga kecewa... karena hari ini serba gelap gulita..

"Ah kenapa ini terjadi lagi kesekian kalinya, saya sudah capek sakit hati"... ujarnya..

Ia melihat hp nya sekali lagi. Sms sebelumnya sudah dikirim sejak jam 4 tadi. Tidak dibalas.. hanya ungkapan sebelumnya.

"Kecewa".. ujar wanita yang membalas sms tadi..

Ia mencoba menelpon, tapi telpon wanita tersebut mati. Sudah puluhan kata diketik, dibungkus rapi dikirim melalui bahasa telepati agar wanita tersebut mengerti. Sangat disayangkan wanita tersebut tidak mengerti. Apakah sebaliknya malahan Ia yang tidak mengerti?, sulit sekali situasi itu jika semua dibayangkan hari ini. Pikiran negatif melanda, merangsak kedada.

Beberapa hari lalu padahal saat yang teristimewanya bagi mereka. Ia membuka diri, bertemu wanita yang disangka-sangkanya akan menjadi teman sepanjang umurnya. Sepanjang hari mereka bertatap muka melalui pesan. Jarak seperti tidak memisahkan. Padahal jaraknya berjuta-juta kilometer jauhnya

Kata dan nada terucap tanpa prasangka. Keluar tanpa durjana.
Jadwal pertemuan terancam tidak akan terjadi dikemudian hari.

Semua ini terjadi begitu saja... tanpa alih-alih daya... tidak bisa tidak..

Sore ini semuanya sesak..

Ah....

Tuesday, February 10, 2015

Flyovar

Tahun 2015 itu tahunnya para orang kaya..
Pelari, berlari sekencang kencangnya. Pendaki, mendaki sekuat-kuatnya...

Pengaduh, mengaduh, segaduh-gaduhnya.

Pencarian jati diri menjadi orang kaya itu tiada akhir.. orang kaya sering didogma mengenai duit-duit-duit saja.... kaya itu padahal bukan hanya harta. Pengertian "kaya" menurut buku kubik leadership terdiri dari 4-ta, yaitu harta, tahta, kata dan cinta. Sepertinya kok ada yang kurang ya?. saya tidak melihat kata jiwa dan jasmani disana. Ah tak mengapa, menurutku kaya itu mempunyai pengertian sendiri-sendiri tergantung versi pencerita. Pencerita bisa saja mengolah kata sedemikian rupa, bahkan berbohong hingga seolah-olah versi dia saja yang paling benar.

Versi saya sendiri ya buat saya sendiri, hingga menurut saya versi itu paling benar hingga sedemikian benar tidak mau ada orang lain yang menganggap diri ini salah.

Harta memang menjadi tolak ukur seseorang itu kaya. Rupanya berupa lembaran kertas yang terletak di dompet, ATM hingga bank bank penyimpanan setempat.

Ah, sudah saya katakan tahun 2015 itu tahun orang kaya.. versi siapa? ya versi saya....
Dan sudah saya katakan sebelumnya pula bahwa kaya itu bukan saja harta...

Tapi kenapa saya mengucapkannya kembali, apakah kata itu sedemikian menarik hingga saya mau mengulangnya berulang kali?, ah kenapa ya saya mau dibilang orang kaya?, tapi tentu tidak mau dijuluki srikaya, apalagi manusia serigala. Oh manusia serigala?, saya mau juga, apalagi itu mengandung pengertian sebagai pemain film drama Twilight yang dibintangi Kristen Stewart.

Setiap hari terpikir bagaimana mempercepat proses kaya. Apakah perlu saya buat jalan singkat?, jalan yang menjembatani antara pulau ke pulau. Jalan layang pasopati atau istilah inggrisnya fly over pasopati yang membentang dari pasteur menuju gedung sate di Bandung

Yeah you right or yes i'm right.. ini tahun 2015, tahun para orang kaya.. Saya membuat jembatan fly over versi saya sendiri menuju citra diri kaya, tentu jembatan itu bukan sembarang jembatan..

Akan kunamai sendiri dengan flyovar..

Kenapa?

Karena saya suka..

Itu saja....    

Thursday, December 04, 2014

Kota Microtele

Perjalanan sejauh 5 km itu harus kulalui dengan berjalan kaki, melawan arah angin dari utara. Asap hitam yang mencekam paru-paru, terpaksa kuhirup tanpa ragu. Jalan batu berbatu diterjang demi menuju satu tempat bernama Kota Microtele. Konon kata tetua dikotaku, disana terdapat berbagai dokter yang dapat menyembuhkan penyakit komunikasi. Aku harus kesana. Harus. Sekarang juga..

Kenapa sekarang?, kenapa harus? ...

Ini penyebabnya... sudah 3 hari ini aku tidak dapat berkomunikasi baik itu melalui suara maupun tatapan mata. Aku tidak dapat melihat dunia nun jauh disana. Sudah 3 hari ini pula aku makin muram dan makin durja. Ah, kenapa aku diterpa kemalangan hati, kenapa dan mengapa semua ini terjadi?.

Alkisah, setelah berpeluh keringat akhirnya aku sampai jumpa di gerbang Kota Microtele. 3 lantai anak tangga terjal berbentuk 90 derajat harus kudaki. Ada beberapa penjaga berbaju hitam di pintu gerbang, mereka hanya mengamatiku tanpa suara dari ujung kaki hingga ujung kepala. Ah tak mengapa, aku tidak peduli, karena penyakitku harus disembuhkan saat ini juga. Setelah kulewati penjaga, beberapa meter dibelakang gerbang mulai terlihat banyak dokter dikiri dan kanan jalan raya berlalu lalang...

Benar juga kata tetua dikotaku. Ternyata memang banyak dokter. Tapi sungguh aneh dokter-dokter ini, kenapa mereka hanya khusus menyembuhkan penyakit komunikasi. Para Dokter ini bergaya berbeda-beda, Ada yang wanita ada yang pria, tua maupun muda, ada yang berbaju putih, berbaju biru, memakai kaos, memakai seragam, ah aneh-aneh saja gayanya. Para dokter mempunyai tempat praktek sendiri-sendiri, meskipun begitu, dokter-dokter itu dapat berpindah lokasi sesuka hati mereka. mungkin mereka mempunyai ikatan kerja sesamanya.

Ditiap tempat praktek mereka memajang papan nama dengan lampu-lampu gemerlapan. Tampak banyak orang-orang dari luar Kota Microtele memang datang khusus untuk menyembuhkan penyakit mereka, mereka berlalu lalang, bimbang, termasuk diriku sendiri bingung memilih mana dokter yang tepat untuk penyakit komunikasiku ini

Setelah berjam-jam aku mengelilingi satu persatu tempat praktek para dokter itu, aku terhenti diujung menemukan dokter anak muda, hanya bermodal kaos singlet bersablon yang entah itu gambar apa, bercelana jeans dan berlogat bahasa minang. Ah, kenapa bisa ada orang padang di Kota Microtele?. Sungguh aneh bukan kepalang. Itu yang sebenarnya membuatku penasaran, lalu mulai menunjukkan kepadanya gejala-gejalaku dengan bahasa tubuh seadanya.

Dia mengerti, ditariknya aku menuju kursi terdekat, diperiksa dengan cermat penyakitku ini. Hanya hitungan 5 menit dia menjelaskan kalau Hardware problem, tombol button on and off nya tidak berfungsi. Software nya bahkan belum diupdate.

Ah kenapa penyakitnya bisa segitunya.

"Ini harus dibawa ke Nokia Service Center mas, bukan disini", ujarnya

Akhirnya aku di Kota Microtele dengan tangan hampa.

Note : Jangan beli HP Nokia, After Sales Nokia Lumia susah didapat di toko2 ITC mulai dari ITC fatmawati hingga mangga dua.. Sangat susahnya.. Lebih baik beli samsung android atau iphone 6 sekalian..

  

Sunday, November 30, 2014

Fanita

Nama wanita itu bernama Fanita, usia nya sudah menginjak umur 25. Wajahnya cantik jelita berkulit putih seperti kulit gadis Eropa. Matanya syahdu, hidungnya bangir, rambutnya terurai kebawah hingga kebahu. Ada satu yang paling menonjol berbeda dibagian wajahnya yaitu dagunya yang berbelah seperti angelina jolie. Ah....

Sangat disayangkan untuk dilewatkan momen tersebut didepan mata. Akan sangat disayangkan apabila hanya melihat sesekali. Kamu akan tergila-gila padanya apabila melihat dia berkali-kali. Apalagi jika Fanita tersebut tersenyum sesekali.. Lesung pipitnya akan tampil mempesonamu disela-sela pipi kiri.

Fanita masih tergeletak dikasur setelah operasi tadi pagi. Wajahnya tentu saja masih cantik dikelilingi bantal guling kasur yang berwarna putih. Hanya operasi ringan dibagian dada, tidak membuatnya kehilangan kecantikan paras wajahnya.

Aku menatap wajahnya untuk sekali lagi sebelum meninggalkan ruang kamar rumah sakit. Sesekali dia memperlihatkan senyum kepada para tamu yang mengunjungi. Aku ambil peralatan bersih-bersih yang kugunakan untuk membersihkan kamar Fanita karena tuntutan profesiku sebagai cleaning service rumah sakit ini.

Kamu tidak perlu menatap wajahku fani, akan kuceritakan tentang kamu melalui surat ini kepada seluruh anak negeri.

Waktu

Waktu itu berlalu bulan demi bulan begitu terasa. Sempat beberapa minggu lalu terasa sesak didada, berharap kucuran dana dari Sang Pencipta jatuh kebumi begitu saja.

Sempat kuragu apa semua ini akan berlalu. Tiupan topan sangat kencang melahap seluruh lapisan kulitku yang berwarna coklat. Panas matahari menyengat lapisan luar bulu romaku. Membuatku semakin hitam kelam dan jatuh kedalam larutan kehidupan yang bernama larangan.

Aku mau pergi, pergi jauh kelangit ketujuh. Berharap akhir sebuah kata surga.

Tapi jalan itu masih panjang. Bulan demi bulan berganti menjadi minggu demi minggu, hari demi hari. Sesak sesak harus dilalui, dengan senyuman lantang, suara teriak, wajah berontak.

Terdiam ku duduk sesaat. Ditelinga kiriku aku mendengar suara berujar "Ayo semangat kawan. Apapun yang menerpamu, aku akan selalu disisimu". Sementara ditelinga kananku terdengar "Sudah berakhir kawan, cepat hampiriku".

Kuharap tiada suara-suara tersebut menganggu. Fana,.. hilang...