Kini, di detik-detik menuju pergantian umur yang baru, badu kembali gelisah. Memang, sejak kecil dahulu, selalu saja ada ketakutan yang melanda di setiap satu hari dalam seminggu. Hingga sampai dengan tahun ini, di hari kamis menuju hari jum'at keesokan hari.. di umurnya yang akan genap 17 tahun, dia selalu ketakutan akan namanya malam, apalagi malam jum'at.
Awal mulanya adalah 11 tahun yang lalu, sama persis di hari kamis. Dimana saat itu, badu yang sedang berada dikamar seorang diri, hanya ditemani kasur dan boneka bulat mini yang berfungsi sebagai bantal, sedang berusaha untuk tidur. Papa dan mama nya yang berbeda kamar, sudah tertidur dengan pulasnya. Kamar badu tidaklah luas, hanya berukuran 4 x 4 m, cukup besar bagi anak seumurannya. Ini untuk kali pertama dia tidur seorang diri. Mbok iyem pun yang biasa menemani dia tidur kali ini sudah tertidur di kampungnya karena izin cuti.
Mata badu tidak dapat terpejam. Lampu sudah padam kecuali di kamarnya. 1, 2, 3 sampai 4 jam dia tidak tertidur. Kali ini waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Diberanikannya bangun karena tidak tahan menahan air seni didalam diri. Dia sadar kalau toilet itu berada di ujung rumah di belakang dapur. Segeralah ia beranjak dari tempat tidur. Dibuka pelan-pelan pintu yang sejak tadi menganggur. "krik.. krik..", suara jangkrik mendampingi badu melewati waktu dari kasur menuju pintu dengan langkah yang teramat pelan-pelan. Lampu kamar nya memang sedari tadi menyala, sengaja untuk mengusir rasa takutnya akan gelap gulita. Tetapi lampu ruang tengah mati sedari jam 7 malam tadi. Butuh 20 langkah dari kamarnya menuju tempat pembuangan air seni. Degup jantung berderu-deru dirasa olehnya. Teringat cerita dari rita dan kawan-kawan tetangga kalo suasana gelap gulita di malam jum'at, banyak setan maupun gondoruwo dimana-mana. Sudah terbayang-bayang di dalam kepala mengenai sesosok hitam berburuk rupa. Kini, badu hanya seperempat langkah keruang tengah yang gelap. Masih ada 19 3/4 langkah lagi menuju ke toiletnya. Termenung menung ia dibuat, dengan wajah nya yang mulai pucat. 3 menit berlalu, detik detik terasa begitu lambat, itu yang badu rasakan didalam hati. Akhirnya kali ini dia berhasil kembali ke posisi. Yah.., badu memang kembali menuju tempat posisi awalnya, apalagi kalau bukan tempat tidur. Tetapi kali ini dengan celana yang basah, dan wajah yang menengadah keatas, disertai bau pengis yang melanda ke penjuru kamar nya. Segeralah diambil boneka bulat mini nya sebagai filtrasi sembari menidurkan diri.
Iya, itu adalah bayangan history yang sampai detik ini selalu badu ingat didalam sanubari nya. Badu tetaplah badu. Diumurnya yang akan menjadi baru, meskipun rangking satu, dia selalu teringat masa lalu. Teringat di alam bawah sadarnya bahwa malam gelap adalah malam jum'at yang kelabu.
"Cettak".. tiba-tiba lampu rumah padam, entah itu pemadaman bergilir oleh pihak PLN atau kabel konslet yang diakibatkan rombongan tikus kelaparan yang menggigit salah satu kabel, lalu tikus dan listrik nya sama-sama mati. Dari tadi magrib memang Badu sudah mempersiapkan diri, dia mengucapkan janji dan melakukan aksi menjelang umurnya yang ke 17. Yaitu lampu ruangan tengah akan dinyalakan hingga pagi, agar kenangan 11 tahun lalu tidak terulang lagi. Pukul 23:55 di hari kamis malam, badu sedang merenungi nasibnya yang terngiung akibat lampu yang baru saja padam. Seketika wajah badu kembali gelisah. Kalau saja sedari tadi menyempatkan diri membuang air seni, pasti peristiwa masa kecil itu berpeluang kecil terulang kembali. Mungkin kah badu kembali mengulangi peristiwa 11 tahun lalu? di hari ini?
-anankto
Note :
Pelajaran kali ini adalah Cuci muka, gosok gigi dan buang air seni sebelum tidur agar tidak mengalami peristiwa seperti badu dikala malam jumat. hehehhheh..
Ini adalah cerpen pertama anankto. Tetep jayus tapi lucu (he?)
No comments:
Post a Comment