Friday, April 27, 2012

Ketinggalan


Labib pamitan kepada kedua orang tuanya menuju SMP 5 di ciputat, tangerang. Di cium kedua telapak tangan mama papa, sembari mengucapkan “pergi dulu ya”.

Setelah berjalan sejauh 10 m dari depan rumah menuju jalan raya, dia menaiki angkot merah 05 yang akan membawanya menuju SMP 5.

Saat itu masih menunjukkan pukul 06:25 pagi. Hanya 15 menit saja Labib sudah sampai di sekolahnya. Tepat jam 06:40, Labib turun dari angkot, dia segera menusuri anak tangga menuju lantai 3 ruang belajarnya yaitu kelas III-1. Labib menyapa beberapa temannya yang rupanya sedang sibuk mengerjakan soal matematika. Dengan santai Labib berjalan menuju tempat duduk di pojok belakang. Labib sudah mengerjakan PR matematikanya itu semalam. Dibukanya tas punggung ber merk alpina kesayangannya itu. “Eh”, ujarnya dengan khawatir. Labib bolak balik membuka susunan buku didalam tasnya, Ia tidak menemukan buku lembar kerja siswa (LKS) matematika yang semestinya dia bawa.

Labib terlihat panic, PR matematika itu memang harus dikerjakan di LKS, tidak boleh dibuku ataupun diselembar kertas. Guru matematika, yaitu Pak Dibyo akan menghukum siswa yang tidak mengerjakan PR dengan menyuruhnya membersihkan papan tulis selama 3 hari. Labib tidak mau itu terjadi

Labib mengambil langkah jitu, disandangnya kembali tas alpina kepunggung, turun kelantai satu, lalu memanggil mamang ojeg didepan pintu masuk sekolah SMP 5. Labib segera menuju rumahnya kembali bersama mamang ojeg. Begitu sampai rumah, menyapa ibu sebentar, ia langsung menuju kamarnya. Tas nya ia istirahatkan diatas bangku belajar. Labib mencari buku LKS yang akhirnya berhasil ia temukan bukan dimeja belajar, tetapi dibawah bantal kasur. “Pantas saja gak aku bawa kesekolah, gara-gara semalem ngerjain tugas di kasur nih jadi kelupaan LKS ku”, ujarnya sambil sewot dan ngedumel.

Mama Labib, yang memperhatikan gerak-gerik anaknya menyuruh Labib segera berangkat lagi kesekolah agar tidak telat. Ditambahkannya uang saku Labib oleh mamanya untuk mamang ojeg yang sengaja menunggu didepan pintu rumah Labib. Labib pun langsung pamit sambil menggenggam LKS nya di tangan.

Perjalanan hanya 5-10 menit saja dengan menggunakan ojeg. Labib sudah tiba disekolahnya tepat pukul 07:00, ditandai dengan bunyi lonceng sekolah. Labib pun akhirnya sampai kembali didalam kelasnya dengan tenang karena kini tidak perlu khawatir dengan guru matematikanya yang galak.

Matematika itu pelajaran kedua hari ini, yaitu pukul 09:00 pagi. Pelajaran pertama pukul 07:00 pagi adalah bahasa Indonesia. Muka Labib terlihat panik kembali. Kali ini bukan karena PR matematika. Tapi tas alpina kesayangan Labib yang berisikan semua buku-buku pelajaran hari ini, termasuk buku bahasa Indonesia, kini tertinggal dirumah.  

No comments: