Sunday, April 29, 2012

Tabrakan maut


Ku tancap kecepatan hingga maksimal, lihat kiri kanan tidak ada saingan. Belokan aspal jalan kulalui dengan elegan, postur badan cenderung kekanan, mirip pembalap formula one.

Aku mendekati garis finish, didepan ada belokan kekiri, aku bersiap-siap mengambil posisi, tidak disangka tidak diduga ada kendaraan lain didepan mata,  ada seorang gadis yang mengendarainya. “Gubrak”, begitulah bunyi suaranya. Tabrakan tak terhindari, roda depanku mengenai body kendaraan gadis itu. “Untung saja hanya lecet di body, bukan gadisnya”, ujarku dalam hati.

Aku segera melarikan diri tanpa permisi menuju garis finish yang memang terletak didepan rumahku. Kuparkir kendaraan, ku masuk pintu rumah untuk sembunyi dikamar. Badanku sih bisa disembunyikan, tapi yang tidak dapat disembunyikan hanya wajah pusat pasi ini.

Tidak berapa lama ada seseorang yang mengunjungi orang tua ku untuk bertamu. Mereka seperti menggerutu tentang sesuatu. Mamaku lalu memanggil namaku dengan kencang sembari berujar

“Badu.. sini kamu.. minta maaf sama dona, pemilik sepeda yang kamu tabrak itu”

Aku mulai panik, jangan-jangan itu adalah polisi

“Badu”.. kini teriakan mama ku bertambah lantang. Aku harus menjawab.

“Iya mah”, ujarku, sembari menuju kedepan rumah.

“Lain kali naik sepeda jangan kencang-kencang, nanti dijewer baru tau rasa kamu”, ujar mamaku sembari senyum-senyum malu kearah orang tua dona yang aku kira tadinya adalah polisi.

"Itu, cat putih didepan rumah di hapus, emangnya kamu mau 17 agustusan apa", tambah mamaku yang mengomentari garis finish buatanku didepan rumah.

Mau tak mau aku harus minta maaf. Aku malu menatap wajahnya, wajah si dona, tetangga yang sekaligus teman satu angkatan di SD 05, gadis bersepeda yang tadi aku tabrak dengan sepedaku.

Akhirnya kutundukkan kepalaku lalu berkata “maaf ya”

No comments: