Seno Gumira Ajidarma (SGA)
He was the person that makes me want to write and write again. His writing style and plot was beauty with unpredictable result. I can say it was out of people minds. He describes his favorite actor as “Sukab” in most stories that he made. Sukab is a sub urban person, we can say as “rakyat”. Sometime sukab was funny and could be tragic as it might be.
Dia adalah sastrawan Indonesia yang sudah melanglang buana di dunia sastra. Kata-katanya menghiasi Koran, televisi dan buku-buku diperpustakaan. Sindiran terhadap kaum metropolis sering iya utarakan ke media. Tentu dengan cara yang cantik dan kata-kata yang berirama. Salah satunya tertuang dalam buku Affair, Obrolan Tentang Jakarta yang salah satu artikel non-fiksinya berjudul “Kepribadian Sandal Jepit”. Dia berujar “--begitu banyak barang yang dikonsumsi tidak sebagai fungsi, melainkan symbol. Itulah kepribadian sandal jepit, yang bertebaran di Segitiga Emas, puncak piramida kisah sukses di Jakarta”.
Cerpen-cerpen SGA juga beraneka rasa sastra. Mulai dari cerita tragis, cinta, lucu dan budaya. Adapun salah satu cerpennya yang sangat terkenal hingga diterjemahkan dalam bahasa inggris dan jepang berjudul “saksi mata” (suara pembaruan, 1992 –red). Anda pasti tergeriak begitu membaca kata-katanya yang mengalir tragis seperi berikut ini “Darah masih menetes-netes perlahan-lahan tapi terus-menerus dari lobang hitam bekas mata Saksi Mata yang berdiri seperti patung di ruang pengadilan”
Bukti ke existensi-an Seno masih terbukti dengan salah satu Cerpennya juga yang berjudul “Dodolitdodolitdodolibret” dinobatkan sebagai cerpen terbaik Kompas 2010. Ya, SGA bercerita bijaksana di cerpen ini, dengan dilatar belakangi berbagai agama yang ada dimuka bumi.
Tidak salah anankto mengatakan kalau Seno Gumira Ajidarma lah yang menginspirasi hati, tangan dan pikiran anankto untuk menulis, menulis dan menulis.. J
Foto diambil dari blogger penggemar SGA di dunia maya (www.sukab.wordpress.com)
No comments:
Post a Comment