Sunday, October 23, 2011

Day 23 : Menggambar

Menggambar

Kegiatan menggoreskan pensil, pulpen, crayon, cat air bahkan menempelkan kumpulan kain perca ke sebuah media biasa dilakukan oleh Anank sejak dia masih kanak-kanak.

Dirinya terobsesi oleh beraneka rupa bentuk nan indah yang terekam melalui indera penglihatan yaitu mata dan tersimpan didalam memori otak. Baginya, menggambar merupakan ungkapan suasana hati yang direfleksikan dalam media kertas dengan bantuan alat menggambar. Salah satu ungkapannya adalah “Rasanya sayang sekali kalau semua itu tidak dicorat-coret kedalam sebuah kertas dan hanya disimpan didalam hati saja. Lebih bagus jika suasana hati itu digambarkan dalam bentuk-bentuk sedemikian rupa, hingga menimbulkan kepuasaan batin tersendiri”

Lomba melukis dengan crayon dan pensil warna sudah dilakukan Anank sejak di SD 02 petukangan utara. Ia sering mewakili kelasnya dalam lomba mewarnai, menggambar bersama Pak Raden di kebun bintang ragunan, hingga berpartisipasi di lomba-lomba tertentu dalam rangka peringatan tujuh belas agustus. Prestasi terbesar Anank ketika memenangi juara tiga lomba menggambar tingkat SD untuk tingkat Kecamatan Pesanggarahan, Jakarta Selatan. Masih ada piala kenangannya yang disimpan di rumah ayah dan ibunya. Dikala itu dia menggambar sebuah danau yang airnya berwarna biru. Ada sebuah gubuk renta dipinggiran danau tempat bersandar sebuah perahu. Sementara di latar belakangnya ada hutan lebat nan menyeramkan karena ada harimau yang berwarna loreng. Disudut belakangnya lagi ada gambar gunung yang berwarna abu-abu, dilengkapi oleh matahari kemerahan-merahan yang menandakan hari sudah sore. Padahal lukisan awalnya hanya menggunakan pensil disebuah media papan kayu triplek yang berukuran 60 x 30 cm. Mentor Anank kala itu adalah guru SD nya yang bernama Pak Widodo. Setelah digambar dengan pensil, lalu ditempelkan lah kain perca (potongan baju atau kain yang dipotong kecil-kecil –red). Komposisi warnanya harus terdegradasi sedemikian rupa, hingga mirip rupa nyatanya. Rupanya komposisi inilah yang membuat Anank berhasil merebut juara 3.

Gambar Anank terbiasa abstrak alias tidak berbentuk. Dia lebih senang menggambar sketsa, seperti manusia tapi tidak utuh, pemandangan alam tak berwarna, hingga bangunan rumah tak berdimensi. Barulah semenjak SMP, coretan tangannya mulai berbentuk. Karena guru pelajaran keseniannya kala itu, sering menugasi untuk menggambar bentuk-bentuk yang nyata dan berdimensi. Tugas-tugasnya adalah menggambar bentuk sepatu, binatang, muka manusia hingga kaligrafi. Inilah yang membuatnya naik tingkat dalam kemampuan menggambar. Dirinya sempat mewakili SMP untuk lomba 17 agustus di museum gajah. Saat itu Anank memilih menggambar berbentuk sketsa sketsa kepala manusia yang melakukan demonstrasi. Ya, karena sketsa berwarna hitam putih saja, yang membuat dirinya kalah oleh peserta lain yang menggambar menggunakan cat air dan crayon. Tapi toh tidak apa-apa baginya tidak memenangi lomba tersebut. Ketika itu dia menggambar bukan untuk memenangi lomba, tetapi menggambar karena hanya ingin melampiaskan kesenangannya corat coret dengan menggunakan pensil saja diatas kertas, dan juara lomba merupakan prioritas kedua.

Semenjak SMA Anank mulai menggandrungi komik. Referensinya mulai dari kungfu chin-mi, kariage-kun, kobo-chan, hingga sin-chan. Dia terobsesi gambar 2 dimensi yang simple dan lucu. Kesenengannya itu mulai dipraktekkan dengan membuat sebuah serial komik sendiri yang dia beri judul Meiji. Meiji dalam komiknya merupakan siswa cowok pendiam yang berambut poni sebrang (poni nya cuma disatu sisi hingga menutupi hidung –red). Hobinya Meiji adalah membaca buku. Selain itu dia juga pintar kungfu untuk membela orang-orang lemah. Kisahnya terinspirasi pelajaran sejarah, yaitu revolusi Meiji. Foto tokohnya bisa dilihat disebelah.

Karya komik keduanya Anank ketika dia berhasil menciptakan komik berjudul Sang Idola dimasa-masa kuliahnya. Tokohnya seorang mahasiswa botak gundul berkacamata, sering memakai kemeja kotak-kotak dan tas nya selempang (gambar paling atas diawal). Dia digambarkan sebagai cowok cupu or cemen, tapi punya obsesi menjadi idola para wanita, terutama janda-janda muda dan nenek-nenek funky. Teman terdekatnya bernama kibom (singkatan dari nicky-nicky bom-bom –red) dan Jordan (sesuai nama asli orangnya –red). Jalan ceritanya pun disesuaikan dengan kehidupan nyata. Mulai dari seputar suasana perkuliahan, gebetan-gebetan baru yang difavoritkan Sang Idola maupun teman-temannya, kisah permainan futsal, kisah detektif, hingga percintaan jaman baheula (jaman dahulu kala–red).

.

Sayang komik Meiji dan Sang Idola tidak sempat terbit ditoko-toko buku. Mungkin kalau sempat diterbitkan, toko bukunya bisa bangkrut karena komik-komik ini jalan ceritanya acak adut, jadi gak ada yang beli, hihihihi.

1 comment:

nadia amelia said...

mahasiswa botak gundul berkacamata, sering memakai kemeja kotak-kotak dan tas nya selempang (gambar paling atas diawal). Dia digambarkan sebagai cowok cupu or cemen, tapi punya obsesi menjadi idola para wanita, terutama janda-janda muda dan nenek-nenek funky =)) =)) masya Allah LOL