Monday, October 17, 2011

Day 17 : Pramoedya Ananta Toer


"7 days to write a person that i admire the most"


Pramoedya Ananta Toer (1925-2006)



Pramoedya Ananta Toer was an Indonesian author of novels, short stories, essays, polemics, and histories of his homeland and its people. A well-regarded writer in the West, Pramoedya's outspoken and often politically charged writings faced censorship in his native land during the pre-reformation era. For opposing the policies of both founding president Sukarno, as well as those of its successor, the New Order regime of Suharto, he faced extrajudicial punishment. During the many years in which he suffered imprisonment and house arrest, he became a cause célèbre for advocates of freedom of expression and human rights. –www.goodreads.com


Pejuang bersenjatakan pena, sedikit bicara, tetapi banyak berkata-kata melalui tulisannya. Sejak jaman orde lama hingga orde baru sering kali menjadi tahanan politik, karena kritikan-kritikan tajamnya ke pemerintah. Semua proses penahannya dilalui tanpa proses pengadilan. Sering dituduh sebagai sayap kiri, padahal yang dibelanya adalah rakyat jelata. Banyak karya yang sudah ia lahirkan sejak ia remaja, seperti Sepoeloeh Kepala Nica (1946), Korupsi (1954) dan salah satu karyanya yang terlaris adalah Bumi Manusia (1980). Pramoedya pernah mendapat gelar kehormatan Doctor of Humane Letters dari Universitas Michigan tahun 1999.



Dari sekian banyak karyanya, yang paling kusuka adalah Panggil Aku Kartini Saja.


"...Kartini tidak punya massa, apalagi uang. Yang dipunyai Kartini adalah kepekaan dan keprihatinan dan ia tulislah segala-gala perasaannya yang tertekan itu. Dan hasilnya luar biasa, selain melambungkan nama Kartini, suaranya bisa terdengar sampai jauh, bahkan sampai ke negeri asal dan akar segala kehancuran manusia Pribumi..."



Genap di usia 81 tahun, Pramoedya menghembuskan nafas terakhir. Tapi karyanya tetap melegenda hingga saat ini.



“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” -Pramoedya


“Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian. Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?” –Pramoedya



Sumber : http://www.goodreads.com/ and http://www.wikipedia.org/

No comments: