Day 3 :
“7 Hari menulis cerpen”
Judul : Pertandingan Bulutangkis di RT 03
~“Smash!”, “Hajar!” ,teriakan penonton mulai bergemuruh. Sampai-sampai ada bapak-bapak yang berteriak kata “Sikat!” dengan lantang. Sepertinya teriakan itu ditujukan untuk istrinya yang berada disisi lain lapangan
Suasana 17 agustus di kelurahan gajayana RT 03 sangat ramai. Para balita, pemuda, anak kecil, ibu-ibu hingga kakek renta bersiap-siap mengikuti aneka perlombaan yang diselenggarakan oleh panitia 17-an. Ada pertandingan panjat pinang, memasukkan gundu kedalam botol aqua, sampai adu ketangkasan seperti panco pun ada. Satu-satunya yang paling istimewa dan disukai oleh warga RT 03 dalam 17-an kali ini adalah bulutangkis. Dan terbukti dengan antrian pendaftaran paling panjang ada di ajang pertandingan bulutangkis.
Kenapa istimewa?, sampai 30 orang mendaftar utk pertandingan bulutangkis?. Sebab peralatan yang digunakan dalam pertandingan bulutangkis ini harus berbeda-beda antara satu peserta, dengan peserta lainnya.
Tidak hanya kaum adam yang mendaftar bulutangkis, banyak pula ibu-ibu dan janda-janda muda turut serta mewakili kaum hawa.
Dari 30-an peserta itu hanya ada 4 favorit juara. Keempat orang ini dikenal sudah mumpuni dalam dunia perbulutangkisan di RT 03 kelurahan gajayana.
Profil yang pertama adalah Ariul. Pengangguran berumur 30 tahun. Gayanya benar-benar mirip Ariel Peterpan (Vocalist Band –red) dalam bernyanyi. Kecuali, Ariul yang satu ini masih bujangan karena gak laku-laku, dan pacarnya tentu saja bukan Luna Maya. Dia sering bernyanyi membawakan lagu peterpan di perempatan jalan diiringi genjrengan gitar akustik nya yang bermerek “yammaha”. “M” nya ada dua, karena ini memang bukan gitar yamaha, tapi ini gitar buatan Taman Puring (pusat barang bekas di Jakarta –red).
Hobinya diwaktu sore adalah bermain bulutangkis. Tentu saja dengan menggunakan bagian belakang gitar untuk memukul cocks (bola dalam permainan bulutangkis –red). Soalnya kalau memakai bagian depan gitar, nanti cocks nya bisa nyangkut didalam lubang senar.
Profil yang kedua adalah Pak Tino. Penjual nasi goreng yang sering mangkal di pinggir lapangan bulu tangkis RT 03. Nasi goreng nya terkenal dengan sebutan nasi goreng bulu ayam. Karena para pembeli maupun pelanggannya seringkali menemukan adanya bulu ayam di nasi goreng yang disajikan oleh Pak Tino. Ya tentu saja, sebab Pak Tino ini sering memanfaatkan waktu luangnya untuk bermain bulu tangkis menggunakan wajan penggorengan yang sekaligus ia gunakan untuk menggoreng nasi. Bulu ayam pada bagian cocks bulutangkis baik itu terbuat dari plastik maupun asli , sering tersangkut dan lengket di wajan penggorengan.
Profil yang ketiga dan keempat adalah pasangan suami istri yaitu Pak Sailendra dan Bu Jumairah. Pak Sailendra merupakan sales produk ember plastik, yang embernya itu berwarna hitam dan biasa digunakan untuk tempat menyikat sambil mencuci pakaian. Istrinya, Jumairah adalah penyanyi latar group keroncong ibu-ibu RT 03, dan biasa memegang rebana. Seperti Ariul dan Pak Tino yang menggunakan perlengkapan untuk bermain bulutangkisnya masing-masing, pasangan suami istri ini pun menggunakan ember dan rebana untuk bermain bulutangkis.
Alkisah, Pertandingan sudah mencapai babak semi final. Mempertemukan Pak Tino melawan Ibu Jumairah. Dan Ariul melawan Pak Sailendra. Bu Jumairah berhasil mengalahkan Pak Tino dengan telak, dua set tanpa balas. Ini disebabkan wajan penggorengan milik Pak Tino mulai bapuk, tidak memantul dengan sempurna. Wajannya ini mulai tipis dan berwarna gosong dan penyok, akibat di gunakan untuk menggoreng dan memukul cocks berulang-ulang. Dilain sisi rebana Ibu Jumairah, masih kuat untuk memantulkan cocks, sebab kulitnya terbuat dari kulit Onta di arab sana.
Sementara itu, Pak Sailendra juga berhasil menang, karena gagang gitar Ariul patah, sehingga ia tidak dapat melanjutkan pertandingan.
Tibalah juga pertandingan final. Pertandingan yang mempertemukan pasangan suami istri yaitu Pak Sailendra dan Bu Jumairah.
Pertandingan baru 1 menit dimulai. “Smash!”, “Hajar!” ,teriakan penonton mulai bergemuruh. Sampai-sampai ada bapak-bapak yang berteriak kata “Sikat!” dengan lantang. Sepertinya teriakan itu ditujukan untuk istrinya yang berada disisi lain lapangan. “Sikat noh pakaian kotor dirumah”, lanjutnya, sambil membanting ember yang digunakan untuk memukul cocks.
Ya, bapak-bapak itu adalah suami dari Bu Jumairah, yaitu Pak Sailendra. Seluruh penonton pun terdiam hening. Ibu Jumairah membalas, “Ngapain sikat, kan ada mesin cuci dirumahnya Ibu Evi”, “Males nyuci dirumah, persiapan tenaga buat pertandingan 17-an tau…” lanjutnya.
Pak Sailendra pun terdiam. Dia tidak dapat membalas. Rupanya istrinya selama ini menumpang menyuci pakaian dirumah tetangga yaitu Ibu evi.
Pantas saja selama seminggu ini dia tidak pernah melihat istrinya tiap pagi mencuci di halaman rumah, biasanya sebelum berangkat kerja dia selalu melihat istrinya mencuci baju dengan menggunakan ember plastik yang dia gunakan saat ini untuk bermain bulutangkis
Akhirnya pertandingan tidak jadi dilanjutkan, karena pasangan suami istri ini malah berpelukan ditengah lapangan bulutangkis. Penonton pun bersorak dan bertepuk tangan melihat suasana ini.
Note :
Miss Komunikasi bisa berakibat sensi antara suami istri
1 comment:
haha another cerpen lucu dengan ending yang nyeleneh seperti biasa..
anank sekali yaa ini :P
Post a Comment