Tuesday, December 13, 2011

Day 13 : Wake Up

Day 13 “7 hari menulis kata-kata bijak”

“Hari ini dimulai, jauh sebelum matahari bersinar di ufuk timur”

I always want to wake up early. Tepatnya di waktu sebelum subuh datang. Jauh sebelum matahari bersinar di ufuk timur. Waktu itu bisa di rentangkan dari pukul 00:00 hingga 04:00. Tubuh dan pikiran seringkali kesulitan apalagi bangun di pagi hari. Seringkali pikiranku berkata, “apabila aku bangun pagi, nanti siang aku akan mengantuk ditempat kerja”. Begitu ucapanku berkali-kali di waktu sepertiga malam.

Tapi kali ini aku bangun pukul 02:00 pagi. Pikiranku sempat bimbang, “Bangun atau melanjutkan tidur lagi?”. Butuh waktu 30 menit untuk mengambil keputusan. Kukalahkan rasa ngantukku dengan menyalakan lampu. Aku ambil wudhu dengan niat untuk melaksanakan sholat tahajud. Aku masih ingat pesan bbm dari teman. “(1) Cahaya dalam kubur diperoleh melalui sholat tahajud. (2) Kemudahan dalam menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir diperoleh melalui membaca Al-Qur’an”.

Aku sadar, sudah tak terhitung banyaknya dosa yang telah kuperbuat sejak akil balig hingga sekarang. Tentunya amal ku saat ini belum seberapa.

Kita diberi waktu yang sama dalam satu hari, yaitu 24 jam. Setiap hari dimulai sejak pukul 00:00. Di pagi ini aku membayangkan ingatanku tentang Jakarta. Berpuluh-puluh tukang sayur sudah menjajakan barang dagangannya dibawah fly over kebayoran lama, Jakarta Selatan. Seingatku pada waktu itu masih pukul 02:00 pagi. Diri ini bersiap-siap menuju gambir untuk naik kereta jurusan Jakarta-Bandung yang dijadwalkan berangkat pukul 04:30 pagi. Ketika melewati fly over itu, kulihat benar-benar wajah para pedagang, ada yang sumringah dan ada yang terantuk-antuk. “Bangun jam berapa mereka?”, “Apakah mereka akan tidur lagi setelah berjualan?”, pikiranku diajak untuk bertanya-tanya. Inilah gambar wajah sesungguhnya kaum pekerja keras Indonesia. Mereka bekerja selayaknya pom bensin dan circle k yang buka 24 jam. Sudah pasti, para penjual sayur ini mempunyai bertumpuk-tumpuk agenda lain setelah matahari terbit. Tetapi mereka sudah memulai agenda hari ini dengan pagi-pagi sekali, tanpa keluhan, tanpa makian. Bekerja, berjualan dan berdagang, itu lah yang mereka lakukan.

Sementara di sisi lain. Kubayangkan kaum pekerja pintar, yaitu karyawan swasta dan negeri, pelajar dan mahasiswi yang terbangun setelah matahari terbit. Mereka masih bisa menyempatkan waktu untuk membuka account facebook dan twitter, lalu berkomentar “Macetnya Jakarta, panas nya cuaca, dan setumpuk keluhan lainnya di pagi hari”.

Aku ingin berkata kepada kaum pekerja pintar ini. “Kawan, hari ini telah dimulai, jauh sebelum matahari bersinar di ufuk timur, hentikan keluhanmu dan mulailah pagi ini dengan damai”

Note : Gambar diperoleh dari situs ( http://as-sabiqunalawwalun.blogspot.com )

No comments: