Friday, December 02, 2011

Day 2 : Penghenti Waktu


Day 2 “7 Hari menulis dongeng”

Penghenti waktu

Suatu hari aku mengunjungi rumah sakit bersalin di Jakarta. Ada proses melahirkan disalah satu ruangan operasi. Di ruangan tersebut, sudah ada 1 dokter disertai dua orang suster. Mereka tidak henti-hentinya menyemangati seorang ibu. Sampai akhirnya bayi perempuan pun muncul, jeritan suaranya tangisnya membahana hingga di lorong ruangan. Dokter memanggil namaku, sang nenek dan sang suami dari ibu tersebut. Dokter menyuruhku menghentikan waktu. -Ibu tersenyum, bayi menangis. Setelah itu aku pun pergi mengunjungi tempat lainnya.

Bayi perempuan itu kini telah beranjak dewasa. Di usianya yang sudah 20 tahun, dia sering kali bergaul dengan teman-teman sebayanya sesama anak kuliahan di kota denpasar. Ia mengontrak sebuah rumah yang dibiayai oleh ibu dan ayahnya. Sebelumnya, ibu sudah seringkali menasehati dan memperingati anaknya agar hidup sederhana saja selama di kota denpasar. Tapi perkataan itu tidak dipedulikan anaknya. Setiap bulan selalu saja ia meminta uang lebih kepada ibunya, uang itu ia pakai untuk pergi ke diskotik dan berbelanja pakaian-pakaian pesta yang mahal harganya.

Kali ini aku datang lagi atas undangan mereka. Undangannya berbeda tempat tapi dalam waktu yang sama. Di denpasar aku ditugasi menghentikan waktu di diskotik, tempat dimana anak perempuan itu sedang tertawa lepas bersama kawan-kawannya. Di tempat lain, aku ditugasi menghentikan waktu ibu anak perempuan itu dirumahnya. -ekspresi kecemasan, ketika ibu itu mencoba menelpon anaknya ditengah malam tapi tidak diangkat-angkat. Ibu itu hanya ingin mengabarkan kalau dia dan suaminya ingin mengunjungi rumah nenek yang berada di Bogor malam itu juga, karena neneknya sedang sakit keras. Anak perempuan itu tidak mau menjawab karena dia tau yang menelpon adalah ibunya. Kali ini dia memanggilku lagi, “mari kesini”, ujarnya. -menenggak sebotol bir dan tertawa-tawa dengan temannya.

Keesokan harinya. aku mendapat panggilan lagi dari anak perempuan itu. Kali ini suara tangisannya membahana seisi rumah, aku masih ingat, ekspresi tangisnya sama seperti ketika ia lahir didunia. Melihat kedatanganku, dia marah sekali dan sambil berteriak histeris melihat hasil dari proses penghentian waktu yang aku lakukan sejak ia bayi hingga malam tadi.

Akupun berujar, “aku adalah kamera, pekerjaanku hanya menghentikan waktu. Aku tidak bisa menjelaskan apa yang akan terjadinya setelahnya”

Ibu dan ayahnya meninggal karena kecelakaan lalu lintas, ketika mengemudikan mobil di malam hari. Sementara itu neneknya telah meninggal dunia pagi harinya karena sakit keras.

Note : Manfaatkan waktu, saat itu juga, you will never now, what will happen next

No comments: